Ceritera

Semua tahu betapa bangga dan sombongnya aku terhadap diriku sendiri. Aku tahu persis apa yang aku bisa dan tidak bisa, tahu persis apa yang bisa diperjuangkan dan apa yang tidak. Itulah sebabnya jarang ada yang pernah mendengarku gagal.

Semua, kecuali ketika awal Bulan September ini aku memutuskan sesuatu yang di luar analisis dan nalarku: aku memilihmu.

Aku merasakan dorongan kuat dalam diriku bahwa aku harus melakukannya, aku harus memilihmu, aku harus memasuki battlefield yang belum kupahami sebelumnya untuk membersamaimu. Aku tidak tahu darimana asalnya dorongan itu, apa alasannya, bahkan kemana arahnya. I have no idea.

Yang kutahu adalah bahwa aku gagal memulai banyak hubungan karena keraguan, tapi bersamamu aku tidak lagi merasa ragu.

Yang kutahu adalah bahwa aku tidak mau membuang waktu lalu gagal setelah berjuang sebegitu lama, tapi aku mau berusaha bersamamu.

Yang kutahu adalah bahwa aku senang mengkritik banyak orang dan berkata bahwa mereka tidak sesuai dengan filosofi hidupku, tapi aku hanya mau kamu menjadi dirimu, the best version of yourself if possible, cause I know you're more more more than you think you're capable of.

Aku... belum pernah merasa seyakin ini, so it hurts me a lot when you said that you're unsure of yourself. But, it's okay, I don't want to force you.

But it's okay, sometimes we just need to accept it so that we can keep going forward. However, I understand that acceptance will not be coming in an instant. I know you need time and it's okay.