"Tapi kan manusia pada umumnya nggak gitu, An. Perasaan pasti jadi driving force untuk mengambil banyak keputusan, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan."
Baik. Bagaimana kalau begini?
Mengingat aku tidak sama dengan "manusia pada umumnya", dan butuh tenaga tambahan yang luar biasa untuk memahami "manusia pada umumnya", bolehkah kita bekerja dengan proses dan keluaran yang terstandardisasi saja?
Mengingat aku tidak sama dengan "manusia pada umumnya", dan butuh tenaga tambahan yang luar biasa untuk memahami "manusia pada umumnya", bolehkah kita bekerja dengan proses dan keluaran yang terstandardisasi saja?