Tentang 1 dan 4 (juga 17)

October 09, 2011

Then, lagi-lagi berjumpa dengan tulisan saya. Sang penulis yang tidak konsisten. Baru-baru ini, saya sedang galau. Tapi, tenang saja, ini bukan galau karena cinta hal-hal aneh kok. Saya galau karena saya bingung mau masuk KBS apa.
Tapi, sekarang saya sudah yakin sodara-sodara. Saya mau masuk KBS ASTRONOMI. Ya, saya mau masuk astronomi. Saya sudah memikirkannya berulang-ulang, dan saya yakin seyakin-yakinnya.
Tapi ngomong-ngomong kenapa saya jadi curhat gini ya?
Ya sudahlah, toh blog ini memang ajang curhat untuk saya. Tapi, sebenarnya kali ini saya bukan mau curhat tentang itu. Saya mau curhat tentang angka 1 dan 4.
Ada apa dengan satu dan empat?
Angka-angka itu adalah angka yang selalu menghiasi hidup saya. Dan akhir-akhir ini, entah kenapa jadi ditambah angka 17. Bingung kenapa? Saya juga bingung kok. Mari simak ulasan saya di bawah ini.

Angka 1

Satu.
Ini angka favorit saya sejak kecil.
Dari dulu kalau ditanya suka angka berapa, saya pasti selalu jawab angka satu. Dan kalau orang tanya kenapa, saya selalu jawab, "aku suka angka satu karena aku ingin selalu menjadi yang nomor satu..."
Terdengar hebat memang. Tapi, belakangan ini, saya merasa kalau kata-kata itu terlalu egois, dan terlalu melawan hukum alam. Nggak ada orang yang dalam hidupnya selalu jadi nomor satu. Sekali dua kali dia pasti akan mengalami kegagalan. Dan itu mutlak.
Tadinya saya mau menghapus angka satu dari deretan angka favorit, tapi saya menemukan sebuah kenyataan yang tidak saya sadari sebelumnya.
Yaitu, saya ternyata keren sekali  inisial nama saya jika diubah ke dalam bentuk angka, akan terdiri dari angka satu seluruhnya.
Inisial saya adalah AK. A adalah abjad pertama, dan K adalah abjad ke sebelas. Kadi kalau ditulis, 1-11. Atau saya lebih suka menulisnya -111-.
Jadi, akhirnya angka 1 tetap menjadi angka favorit saya.

Angka 4

Angka sial?
Kata siapa?
Lima tahun saya selalu menjadi absen nomor empat dikelas. Dan bahkan setiap saya mengikuti suatu perlombaan atau kompetisi, nomor peserta saya pasti selalu ada unsur angka 4 yang mendominasi.
Saya nggak merasa sial tuh gara-gara angka 4 itu. Justru saya merasa angka 4 adalah angka keberuntungan saya. Walaupun saya tahu semua takdir adalah kehendak Allah SWT, tapi saya merasa ada suatu hal yang spesial dengan angka 4 itu. Bahkan saya lulusan dari MTs Negeri 4 looh.. Sayang aja, sekolahnya bukan di MAN 4.. Kalau saya sekolah disana. Maka lengkaplah koleksi angka 4 saya..
Sejak kelas 6 SD nomor absen saya selalu 4. Dan ajaibnya, sampai sekarang, kelas 1 SMA, tetep aja absen 4. Kadang itu jadi kebanggaan tersendiri. Walaupun saya nggak tau apa yang harus dibanggakan dari itu. Cuma merasa unik aja.
Dan, entah kenapa, aku jadi berkeinginan untuk menempati absen 4 lagi kalau naik ke kelas 2. Mempertahankan itu lebih sulit ya daripada meraih (halah).

Seventeen (17)

Jujur, saya baru sadar sekarang. Ternyata nomor absen saya di angkatan 31 MTs Negeri 4, adalaaaah 17.
TUJUH BELAS!!
Saya justru baru sadar begitu saya lulus.
Lihat nih ya buktinya.

Yah, kalian bisa zoom yang saya lingkari biru itu.
Dan kerennya, sekarang di MAN Insan Cendekia Serpong, saya adalah absen ke 17 di angkatan 17. Yeeeeyyyyy *standing applaus
Ga percaya juga?
Bisa search sendiri deh di google.

Yap, itulah angka-angka yang akhir-akhir ini sering menghiasi hidup saya. Terutama di usia saya yang 15 ini. *ciedah yang lima belas
Pesan saya, nggak ada angka yang sial atau membawa keberuntungan kok.
Bagaimana takdir adalah bagaimana kita membentuknya.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jangan tanya ada di surat apa dan ayat berapa.
Baik angka satu, empat, maupun tujuh belas, hanya spesial karena saya menganggapnya spesial. Jangan menganggap angka itu punya kekuatan magis. Karena, setiap orang pasti memiliki angka favoritnya tersendiri.
Sebenarnya, kalau saya simpulkan, angka favorit saya hanya 1, 4, dan 7 (karena 17 terdiri dari 1 dan 7).
147 adalah nomor provider telepon alias telkom. Jangan-jangan ini mengindikasikan bahwa suatu saat nanti saya akan menjadi operator telepon.
Oke ini mulai galau nggak nyambung. Mungkin karena saya mengingat suatu hal yang saya lupakan. Jadi, udah aja deh. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya. Yang tidak jelas kapan akan ditulis.


Written by Anna Kumala

You Might Also Like

0 comments