Hari kedua 2013.
Tahun lalu, sore 2 Januari gue harus udah ada di Insan Cendekia lagi. Harus mulai berkutat lagi dengan rutinitas yang luar biasa flat dan membosankan. Gimana nggak bosen? Hidup gue isinya gitu-gitu aja. Berasa nggak di Indonesia, berasa IC adalah sebuah 'negara lain' yang punya budaya dan administrasinya sendiri.
Tapi tahun ini, 2 Januari gue habisin bareng empat orang sahabat gue yang sangaaaat luar biasa :D Berbekal traktiran dari Camot (yang katanya ulang tahun tanggal 4), kami berlima jalan bareng. Yaa, kemana lagi jalannya kalo bukan ke Depok.
Rencana awal adalah janjian jam setengah sebelas di detos, katanya kita mau nonton di detos, terus abis itu makan stik munmun. Sebenernya gue agak bosen. Soalnya, kemarenan kan gue baru jalan bareng Lita dengan rute yang sama (nonton, makan stik munmun). Tapi, yaaa namanya juga ditraktir, masa' nawar sih? Yaudah, setujulah gue dengan rencana itu, dan berdiskusi dengan Lita supaya bisa berangkat bareng.
Ternyata, Lita bersedia jemput gue jam sepuluh pagi. Dan asiknya, dia menawarkan akomodasi gratis berupa motornya. Haha, lumayan dah hemat ongkos. Tapi, ternyata manusia memang hanya bisa berencana, kawan......
Tahun lalu, sore 2 Januari gue harus udah ada di Insan Cendekia lagi. Harus mulai berkutat lagi dengan rutinitas yang luar biasa flat dan membosankan. Gimana nggak bosen? Hidup gue isinya gitu-gitu aja. Berasa nggak di Indonesia, berasa IC adalah sebuah 'negara lain' yang punya budaya dan administrasinya sendiri.
Tapi tahun ini, 2 Januari gue habisin bareng empat orang sahabat gue yang sangaaaat luar biasa :D Berbekal traktiran dari Camot (yang katanya ulang tahun tanggal 4), kami berlima jalan bareng. Yaa, kemana lagi jalannya kalo bukan ke Depok.
Rencana awal adalah janjian jam setengah sebelas di detos, katanya kita mau nonton di detos, terus abis itu makan stik munmun. Sebenernya gue agak bosen. Soalnya, kemarenan kan gue baru jalan bareng Lita dengan rute yang sama (nonton, makan stik munmun). Tapi, yaaa namanya juga ditraktir, masa' nawar sih? Yaudah, setujulah gue dengan rencana itu, dan berdiskusi dengan Lita supaya bisa berangkat bareng.
Ternyata, Lita bersedia jemput gue jam sepuluh pagi. Dan asiknya, dia menawarkan akomodasi gratis berupa motornya. Haha, lumayan dah hemat ongkos. Tapi, ternyata manusia memang hanya bisa berencana, kawan......