Ikan Besar atau Ikan Kecil
May 11, 2014Bukannya aku sombong, tapi kalau boleh jujur, aku lebih suka menjadi ikan besar di kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar.Kalimat itu adalah sebuah kalimat paling jujur yang pernah aku denger dari teman seperjuangan di Insan Cendekia. Sore itu, kami sedang mengenang tiga tahun terakhir yang telah kami habiskan di tempat ini. Tiga minggu lagi, kami bukan lagi siswi Insan Cendekia. Tentu wajar jika lalu banyak hal-hal yang berterbangan di kepala kami dan kemudian terlontar dan terdiskusikan.
Salah satu topik yang kuangkat waktu itu adalah tentang "betapa beruntungnya kita bisa ada disini, dipertemukan di tempat yang luarbiasa ini, dalam kebaikan yang begitu luar biasa". Lalu, temanku itu menyatakan rasa tidak setujunya. Dia bilang kalau sampai saat ini dia masih merasa hidupnya akan jauh lebih baik kalau dia tidak pernah ada di tempat ini, tidak pernah terdaftar sebagai siswi Insan Cendekia. Kalimat yang membuka entri ini adalah alasannya. Karena disini, di kolam yang lebih besar tentunya banyak ikan-ikan yang lebih besar juga dibandingakan dengan keadaan pada saat kita di jenjang sebelumnya. Awalnya aku juga nggak suka karena merasa bukan apa-apa padahal aku termasuk ikan yang besar di sekolahku sebelumnya. Aku juga benci. Tapi itu hanya awalnya.
Lambat laun aku menyadari bahwa menjadi paling besar bukanlah sebuah tujuan utama. Titik pentingnya disini adalah, bagaimana dengan kondisi persaingan yang ketat, bersama ikan-ikan yang juga besar dan bahkan beberapa lebih besar, kita bisa termotivasi untuk semakin berkembang tanpa saling membenci, tanpa saling iri dengki, tanpa saling cela. Bagaimana kita bisa memberikan damai dan bahagia karena kebersamaan ikan-ikan ini untuk tumbuh bersama, saling menolong, bahu membahu. Jika kamu membaca entri ini, teman. Sungguh, ini bukan hanya sekadar teori. Aku merasakan betapa bahagianya aku disini. Tempat ini dan orang-orang yang ada di dalamnya membuatku merasa nyaman menjadi diri sendiri. Aku tidak perlu merasa bersalah saat aku bukan ikan yang terbesar, karena bersama semuanya bagiku besar dan kecil itu tak berarti apa-apa.
Aku harap kamu juga bisa merasakannya, teman. Mulailah lihat apa yang menjadi jalanmu, bukan memandang apa yang menjadi jalan orang lain dan kemudian ingin memiliki gemilangnya orang itu. Buatlah suksesmu sendiri. Aku yakin kau pasti bisa, sama seperti saat aku berkata kita semua bisa.
Buat apa jadi ikan besar di kolam kecil jika lalu kita berhenti dan terlena jemawa. Aku lebih suka jadi ikan kecil di kolam besar dan berkembang untuk menjadi ikan yang lebih besar dari sebelumnya.
0 comments