Ceritera

Saya sedang bosan menyatakan bahwa diri saya bukanlah penulis blog yang konsisten.

Ahmad Faiz - Kimia, Parangeni Muhammad - Biologi, M. Aji Muharram - Komputer, Saefudin Juhri - Kebumian, M. Nabil Satria - Astronomi, Gianluigi Grimaldi Maliyar - Astronomi

Mereka semua sedang berjuang memperjuangkan pilihan mereka masing-masing. Jadi, mohon doanya ya semuanya.
Sesuatu yang merangsang saya disini adalah, kesemua dari mereka adalah kaum LAKI-LAKI. Saya bertanya-tanya, kemanakah para wanita disini?
Jadi, saya memutuskan  untuk menjadi wanita yang ikut PELATNAS tahun depan. Dan saya sadar keputusan itu harus diiringi dengan tekad kuat mantap, dan doa yang tak kalah kuat.
Bersama awal terlihatnya bintang Scorpio di langit, saya melepaskan banyak impian di langit minggu ini. Terlepas dari tragedi tutupnya CSA dan peraturan barunya yang terlalu signifikan.
Semoga di akhir October hingga November nanti semua lebih baik..
Okey, last words, There's a milion reasons to make me laugh, but in fact, that's not enough to covered my tears...

Hari ini gue lagi labil..
Bener-bener labil dah.. Ini semua gara-gara pelajaran Ekonomi di awal bikin mood gue turun drastis..
Gue bener-bener dibikin diem sama Bu Ifat gara-gara nggak boleh berpendapat pas presentasi lantaran gue adalah seorang moderator. Belom lagi diomelin sama post-it yang gue tulis sendiri gara-gara tongmas nyaris ilang dua kali. Gila dah pokoknya hari ini.
Yang paling bikin malu adalah, gue melakukan kesalahan pengaplikasian kata tressure pada 'Under pressure.."
Sumpah malu gue.
Asrama malem ini bakal hening to the max gara-gara FORANZA berangkat home stay untuk tiga hari ke depan.
Semoga nggak ada hari yang lebih buruk lagi dari ini deh.

Written by Anna Kumala

Angka 1

Satu.
Ini angka favorit saya sejak kecil.
Dari dulu kalau ditanya suka angka berapa, saya pasti selalu jawab angka satu. Dan kalau orang tanya kenapa, saya selalu jawab, "aku suka angka satu karena aku ingin selalu menjadi yang nomor satu..."
Terdengar hebat memang. Tapi, belakangan ini, saya merasa kalau kata-kata itu terlalu egois, dan terlalu melawan hukum alam. Nggak ada orang yang dalam hidupnya selalu jadi nomor satu. Sekali dua kali dia pasti akan mengalami kegagalan. Dan itu mutlak.
Tadinya saya mau menghapus angka satu dari deretan angka favorit, tapi saya menemukan sebuah kenyataan yang tidak saya sadari sebelumnya.
Yaitu, saya ternyata keren sekali  inisial nama saya jika diubah ke dalam bentuk angka, akan terdiri dari angka satu seluruhnya.
Inisial saya adalah AK. A adalah abjad pertama, dan K adalah abjad ke sebelas. Kadi kalau ditulis, 1-11. Atau saya lebih suka menulisnya -111-.
Jadi, akhirnya angka 1 tetap menjadi angka favorit saya.

Angka 4

Angka sial?
Kata siapa?
Lima tahun saya selalu menjadi absen nomor empat dikelas. Dan bahkan setiap saya mengikuti suatu perlombaan atau kompetisi, nomor peserta saya pasti selalu ada unsur angka 4 yang mendominasi.
Saya nggak merasa sial tuh gara-gara angka 4 itu. Justru saya merasa angka 4 adalah angka keberuntungan saya. Walaupun saya tahu semua takdir adalah kehendak Allah SWT, tapi saya merasa ada suatu hal yang spesial dengan angka 4 itu. Bahkan saya lulusan dari MTs Negeri 4 looh.. Sayang aja, sekolahnya bukan di MAN 4.. Kalau saya sekolah disana. Maka lengkaplah koleksi angka 4 saya..
Sejak kelas 6 SD nomor absen saya selalu 4. Dan ajaibnya, sampai sekarang, kelas 1 SMA, tetep aja absen 4. Kadang itu jadi kebanggaan tersendiri. Walaupun saya nggak tau apa yang harus dibanggakan dari itu. Cuma merasa unik aja.
Dan, entah kenapa, aku jadi berkeinginan untuk menempati absen 4 lagi kalau naik ke kelas 2. Mempertahankan itu lebih sulit ya daripada meraih (halah).

Seventeen (17)

Jujur, saya baru sadar sekarang. Ternyata nomor absen saya di angkatan 31 MTs Negeri 4, adalaaaah 17.
TUJUH BELAS!!
Saya justru baru sadar begitu saya lulus.
Lihat nih ya buktinya.

Yah, kalian bisa zoom yang saya lingkari biru itu.
Dan kerennya, sekarang di MAN Insan Cendekia Serpong, saya adalah absen ke 17 di angkatan 17. Yeeeeyyyyy *standing applaus
Ga percaya juga?
Bisa search sendiri deh di google.

Yap, itulah angka-angka yang akhir-akhir ini sering menghiasi hidup saya. Terutama di usia saya yang 15 ini. *ciedah yang lima belas
Pesan saya, nggak ada angka yang sial atau membawa keberuntungan kok.
Bagaimana takdir adalah bagaimana kita membentuknya.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu mengubah nasibnya sendiri. Jangan tanya ada di surat apa dan ayat berapa.
Baik angka satu, empat, maupun tujuh belas, hanya spesial karena saya menganggapnya spesial. Jangan menganggap angka itu punya kekuatan magis. Karena, setiap orang pasti memiliki angka favoritnya tersendiri.
Sebenarnya, kalau saya simpulkan, angka favorit saya hanya 1, 4, dan 7 (karena 17 terdiri dari 1 dan 7).
147 adalah nomor provider telepon alias telkom. Jangan-jangan ini mengindikasikan bahwa suatu saat nanti saya akan menjadi operator telepon.
Oke ini mulai galau nggak nyambung. Mungkin karena saya mengingat suatu hal yang saya lupakan. Jadi, udah aja deh. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya. Yang tidak jelas kapan akan ditulis.


Written by Anna Kumala

Maaf karena lagi-lagi aku bukan penulis yang konsisten. Mungkin kalian merindukan tulisanku (mungkin juga tidak), tapi yang jelas, aku merindukan saat-saat dimana aku bisa menulis. Karena itu adalah masa-masa paling rileks dalam hidupku.
Yah, tak banyak yang ingin kuceritakan sebenarnya. Hanya, beberapa peristiwa yang tak terlalu esensial untuk orang lain.
Untuk yang penasaran, ada apa tanggal 23 September, kalian bisa cek full profile ku, dan pasti melihat sesuatu yang berbeda.
Ya.
Usiaku bertambah.
Jadi, sekarang ini aku adalah seorang remaja berusia 15 tahun. 15 tahun lebih sepuluh hari tepatnya, dan tak banyak hal yang berubah dari diriku menginjak usia lima belas ini.
Satu hal yang jadi perubahan cukup signifikan adalah... aku baru menerima tawaran jadi sekre sonlis 2012.
Untuk yang nggak tau sonlis itu apa, SONLIS adalah singkatan dari Sonic Linguistic 2012. Acara ekstern tahunan punya MAN Insan Cendekia Serpong berupa kompetisi yang mengundang berbagai sekolah tingkat SMP dan SMA dalam berbagai kategori lomba.
Tadinya posisi ku adalah di English Debating Contest, tapi karena ada sesuatu hal, aku ditawari jadi sekretaris.
Pergulatan serius terjadi dalam pikiranku sendiri. Antara takut menerima tanggungjawab yang nggak kecil ini, takut menyakiti hati seseorang, dan merasa tertantang untuk memegang tanggungjawab yang lebih besar dari apa yang pernah aku pegang.
Jujur, aku butuh sebuah kesibukan di organisasi yang bisa membuat aku kembali merasa berguna seperti sebelumnya.
Mengutip kata-kata kepala sekolah saya, Pak Ahmad.

Jika kita terbiasa menjadi pengurus, ketika kita dipaksa menjadi orang biasa dan pasrah diurus orang lain, itu bukanlah hal yang mudah.

Dan, itu benar.
Agak sulit mengalahkan ego sendiri dan mencoba menyadari kenyataan bahwa aku yang sekarang bukan lagi aku yang dulu. Tapi, toh aku melakukannya. Dan terus terang nyaris terbiasa dalam posisi sebagai 'Invisible People'.
Tapi, tawaran ini sedikit-banyak menggangguku.
Aku merasa ditantang secara langsung, dan aku merasa harus menerimanya. Meski sudut hatiku masih agak ragu.
Dan akhirnya, see aku terima tawaran itu.
Bukan. Bukan karena aku haus jabatan dan menginginkan jabatan tinggi.
Aku hanya butuh sebuah tantangan hidup.
Seperti biasanya hidup yang aku jalani. Semakin tanpa tantangan, hidupku akan semakin terasa nggak asik. Tapi, kalau penuh tantangan, aku pasti akan berusaha maksimal. Dan aku bersyukur mendapat kesempatan ini lagi.
Menjalani hidup yang walaupun nggak sama persis dengan kehidupan lamaku yang nyaris perfect, tapi aku suka menjalaninya. Menjadi orang yang imperfect itu asik. Menjadi orang yang nggak hebat di semua bidang itu asik.
Kayak yang pernah aku bilang pas tausyiah ramadhan lalu.

Not important to be someone perfect. But, very important to take someone's imperfect perfectly.

Nggak penting untuk jadi seseorang yang penting. Tapi sangatlah penting untuk menerima ketidaksempurnaan seseorang dengan sempurna.
Dan, awal oktober ini aku akan ikut tes seleksi klub bidang studi. Mohon doanya ya semua.
Menurut aku, jago di segala bidang itu nggak asik. Jauh lebih asik kalau kita bisa fokus di salah satu bidang dengan maksimal. Makanya aku mau ikut seleksi KBS. Pengennya sih fisika. Pengen banget.
Tapi, entah kenapa dodolnya saya adalah SAYA DAFTAR KBS BIOLOGI.
Yaampun, nggak nyadar diri banget ya. Padahal nilai biologi selalu pas-pasan, tapi berani ambil KBS Biologi.
Anda bingung kenapa?
Jangan tanya aku. Aku juga nggak tau.
Anggap aja itu panggilan hati. Dan, kali ini aku mulai merasa kalau Biologi sebenarnya nggak jelek-jelek amat kok.
Satu lagi, mau pesen untuk semua panitia Sonic Linguistic 2012, terutama BPH, kalau ada yang baca ini, mohon bantuannya ya.. Dalam sebuah organisasi kepanitiaan aku pasti akan butuh kalian, nggak akan bisa kerja sendirian..


And last, Regards

Written by Anna Kumala