Sepertinya...

June 26, 2013

...aku bahkan nggak pernah tahu kenapa aku akhirnya menulis ini. Mungkin aku bingung harus mencurahkannya dimana. Tak ada sekadar kertas untukku sekadar menggoreskan tinta dan menuturkan rasa aneh yang aku tidak mengerti. Bukan, bukan karena aku tidak tahu apa itu. Tapi karena aku tidak tahu cara yang tepat menghadapinya, katakanlah belum siap. Namun, hei! Siapa pula yang bisa siap ditodong dengan keadaan seperti ini. Kalaupun dia bukan tipikal wanita Indonesia yang suka melankolis sendiri, membesar-besarkan masalah, dan menangkap semua hal lebih dulu dengan hati, dia tetap akan bingung. Meskipun itu aku, tetap saja ini membingungkan. Tenang, ini bukan rahasia. Hanya saja, jika kau sentimentil terhadap hal-hal seperti ini, lebih baik jangan membacanya. Sungguh, lihat saja entri lainnya.

Aku bukan tipe orang yang menghayati benar 'jatuh hati'. Tapi, aku tahu saat aku menyukai seseorang. Aku tahu karena aku juga merasakannya. Bagaimana melihat dia adalah suatu hal yang luar biasa menyetrum, berbicara dengannya selalu menjadi waktu yang terhitung karena ritme detak jantungku selalu sama mengalahkan detikan jam dinding, menyebut namanya selalu menjadi tantangan sendiri bagiku karena itu artinya aku harus menutupi rona merah wajahku. Ya, sama tak berbeda dengan remaja normal lainnya.
Bedanya? Seperti yang kukatakan, aku tidak menghayatinya. Menyukai seseorang tidak pernah merubah hidupku. Aku tetaplah aku. Kritis, cerewet, idealis, punya banyak cita-cita, dan tetap mencintai negeri ini atas nama agama. Sikapku pada semua orang tidak berubah. Kepada teman-temanku aku memperlakukan mereka sebagai teman, kepada kakak kelasku aku memperlakukan mereka sebagai kakak kelas, dan begitupun yang lainnya semua punya porsi yang berbeda-beda tentunya.
Semua sama, termasuk pada orang yang kusukai. Menyukainya tak membuatku lantas merubah sikapku pada orang tersebut. Dia tetap sama seperti yang lainnya. Hal itu yang membuatku selalu merasa aman jatuh hati pada seseorang. Karena, apapun yang terjadi, itu tetap aku.

Itu sebelum...

...sebelum akhirnya aku menyerah dalam penantianku sejak Oktober 2011. Menyerah pada Februari 2013 dan menemukan sosok lain. Sosok lain ini merubah semua teori yang kusampaikan dalam beberapa paragraf di atas.
Dia membuatku merasa kami tidak baik-baik saja. Dia membuatku merasa harus menjauhinya. Karena jika tidak, aku bahkan nggak pernah tau setan macam apa yang bersiap mengganggu kami. Karena itu, aku bingung.

Written by Anna Kumala

You Might Also Like

2 comments

  1. hemm, bingung na? :) wajar banget kok~ manusiawi.
    *halah.sok pengalaman :p
    **pingin ngasih quote ke anna tapi bingung yg mana ._.v hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh mau dikasih quote, jadi nggak enak.. *tutup mata*

      Delete