Melalui

June 24, 2015

Di Bulan Ramadhan seperti saat ini, sudah mainstream sekali ada ajakan buka puasa bersama disana dan sini. Mulai dari IAIC Region, IAIC Pusat, IAIC Community, Alumni MTs angkatan 31, sampai alumni MI 07/08. Semuanya seakan berebut ingin diletakkan di agenda bulan ini, berselang-seling dengan diklat divisi mentor OSKM ITB 2015.
Kuputuskan bahwa yang menjadi prioritasku dua minggu ke depan adalah tanggung jawabku. Jadi, setidaknya aku tidak akan di rumah sampai 6 Juli 2015. Ini mengakibatkan aku harus skip beberapa agenda buka puasa bersama yang dipersiapkan teman-temanku.
Mungkin selama di rumah, aku hanya akan menghadiri satu dari sekian banyak daftar undangan buka puasa bersama. Alasannya beragam, ada yang memang tidak bisa kuikuti dan ada yang tidak ingin kuikuti.
Tidak bisa karena tanggalnya entah kenapa tidak cocok. Padahal aku ingin sekali datang dan menghabiskan waktu bersama mereka.
Tidak ingin karena mungkin jika aku datang aku tidak akan punya kegiatan berarti.
Selain itu, aku ingin menghabiskan sisa Ramadhan dengan keluarga. Mengingat akhir-akhir ini aku jarang sekali menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Ditambah lagi aku juga jarang pulang dan selama dua sampai tiga minggu pertama Ramadhan aku akan menghabiskannya di Bandung.
Tak akan banyak yang mengerti, tak akan banyak yang memahami.
Namun jika mau sedikit menghayati, bukankah waktuku dengan orangtua dan adik-adikku semakin sempit seiring bertambahnya usia?
Jadi kupikir tak ada salahnya berdiam di rumah sampai waktu mencukupkan.

You Might Also Like

0 comments