Yakinkah?

August 09, 2015

Apa kamu yakin berangkat?
Sambil menahan sakit di kakiku aku mengangguk yakin. Ku selipkan jarum terakhir di jilbabku lalu beranjak dari depan cermin. Sambil berjalan perlahan menyeret kakiku yang masih sedikit memar, kuraih tas tangan yang tergantung di dekat pintu kamarku. Dengan mantap aku melangkah keluar rumah dan bergegas. Aku yakin aku akan baik-baik saja.

Apa kamu yakin bisa berjalan naik?
Aku menjawab dengan santai dan tanpa beban, memberikan senyum terbaik yang bisa kuberikan pada teman-temanku. Aku yakin, meskipun memang aku merasa sepatu sandal yang kukenakan terlalu kecil dan menekan memarku secara berlebihan. Aku harus yakin karena aku harus meyakinkan mereka bahwa aku akan baik-baik saja.

Apa kamu yakin tidak mau menghampirinya dan mengucapkan sesuatu?
Aku tertawa dan mengangguk. Mencoba mengelak dengan berkata. "Memangnya apa yang harus kulakukan?" Mereka bertindak sedikit kelewatan, tidak mengerti betapa anehnya jika aku melakukan hal itu betapapun inginnya aku. Aku pun hanya membiarkan waktu berlalu seperti normal saja. Bukankah aku bilang bahwa aku akan baik-baik saja?

Apa kamu yakin membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja?
Aku menarik lengan temanku dan bertanya polos, "Memangnya kesempatan apa sih?" Pada akhirnya dia dan teman-temanku berhenti bertanya dan bereaksi berlebihan. Waktu berlalu dan hari pun berganti. Aku tertawa, bercanda, dan bercerita tentang banyak hal tentang teman-temanku. Jadi, aku merasa aku pasti akan baik-baik saja.

Apakah aku yakin bahwa aku baik-baik saja?
Itulah pertanyaan besarnya. Dan seharusnya entri ini sudah menjawab pertanyaan itu.

You Might Also Like

0 comments