Memaafkan
July 05, 2016
Untuk seluruh umat muslim di dunia, wajib hukumnya berpuasa di Bulan Ramadhan. Hanya alasan-alasan syar'i yang memperbolehkan seorang muslim untuk tidak berpuasa, itupun dengan ketetapan mengganti di hari lain dan/atau membayar fidyah.
Selain kewajiban berpuasa, masih banyak keistimewaan lain yang diperoleh umat muslim di Bulan Ramadhan. Mulai dari pahala ibadah yang dilipatgandakan sampai adanya malam nuzulul Qur'an.
Maka setelah bulan ini berakhir dan memasuki Bulan Syawal, seluruh umat muslim dunia merayakan Idul Fitri, yaitu hari dimana umat muslim kembali ke keadaan fitrah setelah beribadah dan mendapat banyak "bonus" di Bulan Ramadhan, ditambah kewajiban berzakat fitrah.
Oleh karena itu, ada sebuah budaya bermaaf-maafan antarsesama muslim sebagai upaya "membersihkan" diri secara horizontal setelah sebulan membersihkan diri secara vertikal.
Membersihkan diri dari kesalahan kepada orang lain, membersihkan diri dari dendam kepada orang lain.
Tapi terkadang ada satu hal yang dilupakan oleh banyak orang. Satu hal yang menurutku seharusnya juga dilakukan oleh semua orang sebagai salah satu tahapan kembali kepada fitrah.
Terkadang kita lupa untuk memaafkan diri sendiri.
Terkadang kita lupa dan masih menyesal pada apa yang telah kita lakukan. Terkadang kita lupa dan masih kecewa atas harapan-harapan yang belum bisa tercapai. Terkadang kita lupa dan masih meratapi kegagalan.
Kita lupa bergerak.
Kita lupa untuk mengikhlaskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan pada masa lampau. Kita lupa berikhtiar untuk menjadikan semua yang ada di belakang sebagai pembelajaran. Kita lupa untuk ikhlas melangkah maju dan membuka diri pada semua peluang yang ada di masa depan.
Terkadang kita lupa.
Dan aku, hampir saja aku lupa.
Selain kewajiban berpuasa, masih banyak keistimewaan lain yang diperoleh umat muslim di Bulan Ramadhan. Mulai dari pahala ibadah yang dilipatgandakan sampai adanya malam nuzulul Qur'an.
Maka setelah bulan ini berakhir dan memasuki Bulan Syawal, seluruh umat muslim dunia merayakan Idul Fitri, yaitu hari dimana umat muslim kembali ke keadaan fitrah setelah beribadah dan mendapat banyak "bonus" di Bulan Ramadhan, ditambah kewajiban berzakat fitrah.
Oleh karena itu, ada sebuah budaya bermaaf-maafan antarsesama muslim sebagai upaya "membersihkan" diri secara horizontal setelah sebulan membersihkan diri secara vertikal.
Membersihkan diri dari kesalahan kepada orang lain, membersihkan diri dari dendam kepada orang lain.
Tapi terkadang ada satu hal yang dilupakan oleh banyak orang. Satu hal yang menurutku seharusnya juga dilakukan oleh semua orang sebagai salah satu tahapan kembali kepada fitrah.
Terkadang kita lupa untuk memaafkan diri sendiri.
Terkadang kita lupa dan masih menyesal pada apa yang telah kita lakukan. Terkadang kita lupa dan masih kecewa atas harapan-harapan yang belum bisa tercapai. Terkadang kita lupa dan masih meratapi kegagalan.
Kita lupa bergerak.
Kita lupa untuk mengikhlaskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan pada masa lampau. Kita lupa berikhtiar untuk menjadikan semua yang ada di belakang sebagai pembelajaran. Kita lupa untuk ikhlas melangkah maju dan membuka diri pada semua peluang yang ada di masa depan.
Terkadang kita lupa.
Dan aku, hampir saja aku lupa.
0 comments