[ C A T A T A N : P E M I R A K M I T B 2 0 1 7 ]
January 30, 2017Accidentally.
Semua proses ini dimulai sekitar lima bulan yang lalu, ketika aku pertama
kali berbincang soal pandangan dan gagasan dengan mahasiswa Teknik Pertambangan
yang pernah jadi Koordinator Lapangan OSKM. Ketertarikanku dengan semangat dan
gagasan yang dibawanya membuat aku akhirnya mengeluarkan sebuah kalimat yang seakan
menjanjikan sesuatu demi mengikis keraguannya untuk mencalonkan diri menjadi KM
ITB #1.
Tidak disangka sebulan kemudian, ucapanku benar-benar ditagih. Aku
benar-benar ditarik masuk ke dalam sesuatu yang sangat baru dan sangat asing
untukku dalam waktu yang bersamaan.
Aku adalah orang yang cukup awal ditarik masuk sehingga aku benar-benar
merasakan bagaimana sensasi membentuk sebuah tim dari nol. Benar-benar nol. Aku
“dipaksa” memasuki lingkaran yang belum pernah kumasuki, mengenal orang-orang
yang belum pernah kukenal. Aku menjadi sangat ekstrovert lagi, bersikap seakan
mengenal, padahal belum pernah kenalan.
Terima kasih untuk Geng #BumBumBang yang menemani pijakan-pijakan awal
tim!
Maaf ya aku sok kenal kirim-kirim pesan personal padahal mungkin kita
bahkan belum pernah bertemu.
Pengambilan Berkas di Sekretariat PEMIRA KM ITB |
Terima kasih, Iban! |
Ini berkasnya! |
Calon kandidat bersama Presiden! |
It was hard in the beginning, but as time flies it was getting better.
Sedikit demi sedikit berbagai peran mulai terisi sehingga kami bisa
berjalan sesuai dengan fungsi kami masing-masing. Kadang kita berseteru, sebab
menurutku begini dan menurut kamu begitu. Tapi kita bertahan melalui proses
ini.
Kita gagal di seleksi berkas pertama hanya karena kesalahan konyol yang aku
lakukan: lupa memasukkan pas foto. Aku merasa melakukan kebodohan yang
benar-benar bodoh. Tapi, kalian tidak menyalahkan aku atas kesalahan yang
jelas-jelas aku lakukan. Kalian menyemangati aku dan meyakinkan bahwa aku bisa
melakukan yang lebih dari ini.
Terima kasih untuk teman-teman Super Support
dan Sriwedari yang menemani aku melalui perberkasan ini!
Aku benar-benar minta maaf atas keteledoran aku yang akhirnya membuat
pekerjaan kita bertambah lagi.
Seleksi Berkas |
Orang-orang yang menemani seleksi berkas! |
Ini waktu nggak jadi lolos itu! |
Setelah benar-benar lolos seleksi berkas |
It was nice, when you realized that you’re not alone.
Kita akhirnya lolos seleksi berkas dan resmi menjadi kandidat beserta
tim. Di titik inilah dimulai bermalam-malam di sudut kampus mencoba menyusun
apa yang kita punya agar dapat menarik hati massa kampus. Permainan pasar,
permainan selera.
Tidak jarang akhirnya kita masuk kelas pagi dengan kondisi seadanya,
sebab malamnya kita baru saja mengernyitkan kening bersama-sama di petak
musholla yang sudah seperti rumah. Yah,
literally kampusku rumahku.
Terima kasih, SuperMi atas kebodohan, kelucuan, cerita, keabsurd-an, dan
tumpukan draft pekerjaan serta pesan-pesan personal menagih setengah mengganggu!
Maafkan aku tidak banyak membantu di awal lantaran cukup kewalahan dengan
bagian pekerjaan sendiri.
Kasian presidenku :( |
Fajri mikir apa entah |
This is a team. I feel it.
Kemudian datanglah rentetan uji dengar, baik yang disediakan oleh panpel,
maupun yang diminta khusus oleh massa unit di sunken court. Banyak orang baru berdatangan dan akhirnya merapatkan
diri. Membantu menyemangati, menyaksikan, mencarikan informasi-informasi
tertentu.
Di beberapa saat rasanya sulit mengumpulkan massa. Tapi pada akhirnya
selalu tidak sesulit itu. Selalu ada yang datang, selalu ada mereka yang
menyelamatkan.
Terima kasih #PahlawanSuper atas eksistensinya selama ini!
Maaf kalau beberapa dari kami terlalu vokal di grup sehingga sedikit
berisik. Semangat pistolair!
Ardhi Hearing! |
Pahlawan Super |
Jamal Pinjaman Semua |
Kumpul tim di markas |
Ardhi dan TPB |
Makan siang di HMS |
DDP dan para fans-nya |
Abis hearing! |
Frozen.
Saat kita sudah akan mencapai akhir, datanglah bencana itu. Poin yang
sudah sangat dipelihara pada akhirnya habis juga. Aku tidak bisa detil
menjelaskan situasi kala itu. Hanya cukup dengan satu kata: pasrah.
Kami sudah pasrah saja dengan kebijakan yang akan diambil. Jadi ketika
akhirnya keputusannya adalah penangguhan, kami sudah ya sudahlah saja. Berbagai
upaya kami lakukan untuk dapat mencapai hal yang menurut kami paling ideal
dalam posisi dan kondisi saat itu.
Dari mulai benar-benar berpikir, “apa yang akan kita lakukan?”, menghela
nafas panjang kenapa ini begini dan itu begitu, sampai guyonan-guyonan
imajinatif yang akhirnya kita tertawakan saja.
Terima kasih promo ********* atas bonding
pasca diskualifikasi-nya! Mungkin jalannya memang harus begini agar kita
menjadi seperti sekarang.
Maaf kalau aku galak, berisik, dan menjengkelkan. Kalian bisa selalu
kasih kritik dan saran kok.
Harusnya yang belakang nggak ada...... |
Kebahagiaan setelah patah hati |
Bu Tatang :)) |
Bagi-bagi oleh-oleh |
Cepat sehaat, Kak Septy! |
Cie cie |
Found another comfort zone to stay.
Lalu dari semua jalan yang banyak rintangannya ini, selalu ada tempat
untuk berbincang atau sekadar menyandarkan bahu. Bercerita tentang banyak hal
yang kadang tidak bisa diceritakan kepada yang lainnya.
Menertawakan lelucon yang tidak bisa dipahami setiap orang, membicarakan
hal yang sangat perempuan.
Terima kasih wanita-wanita tim! Walaupun aku yang paling muda, aku tidak
pernah merasa kalian berlaku buruk terhadap aku.
Maaf kalau kadang aku kurang wanita, tolong dibimbing ke jalan yang benar
ya!
Advices.
Tidak selalu bisa kita berjalan tanpa masukan dari luar. Lalu disinilah
peran mereka yang lebih senior dan bersedia dimintakan saran meskipun terkadang
harus mengganggu jadwal bimbingan atau mengerjakan TA. Disinilah mereka yang
bersedia meluangkan waktu berjam-jam untuk adik-adik yang kadang menyusahkan
ini.
Terima kasih, kakak-kakak pemandu! Kadang kita lupa bahwa swasta ada
bukan untuk mengganggu sistem, mereka ada dalam tatanan untuk menjadi tempat
kita bertanya, untuk menjadi tempat kita meminta pertimbangan.
Long journey.
KM ITB akhirnya menemukan Presiden-nya setelah melalui proses yang
teramat panjang dan berliku. Di bagian ini aku secara khusus ingin berterima
kasih kepada Panitia PEMIRA KM ITB 2017, Kongres KM ITB 2016, kandidat nomor urut 1, dan seluruh massa
kampus yang telah berpartisipasi dalam rangkaian PEMIRA ini!
Selamat ya, perjuangan kalian-pun akhirnya berakhir!
Aku mohon maaf jika selama proses banyak hal yang tidak berkenan, baik di
ranah publik, maupun secara personal. Kita pasti menyadari bahwa sebenarnya tujuan kita sama-sama untuk
kebaikan
Terkhusus untuk Kak Adit, aku tau kakak akan selalu hebat! Ditunggu kehebatan-kehebatannya ya!
Selamat melanjutkan kontribusi!
And finally there he is, the man of the match.
Seperti yang aku tuliskan di awal cerita, aku baru mengenal kakak lima
bulan yang lalu. Tapi kakak sudah menjadi jalan aku mengisi kapasistas diri aku
sedemikian rupa. Aku benar-benar merasakan akselerasi yang biasanya hanya aku
dengar dari orang lain.
Berada di dalam tim membuat aku memahami apa yang tidak dipahami orang
lain: kakak bukan sosok yang sesempurna branding.
Kakak manusia, kakak melakukan kesalahan yang tentunya tidak mungkin aku
sebutkan di hadapan publik seperti ini. Tidak usah khawatir, semua kesalahan
kakak aku maafkan. Tapi sebagai gantinya maafkan aku juga ya!
Terima kasih telah menagih ucapan aku sehingga akhirnya setelah sekian
lama aku merasa turun ke medan perang lagi!
Terima kasih sudah memperlakukan aku sebagai adik yang sedang belajar sehingga
kakak benar-benar membiarkan aku belajar!
Terima kasih sudah menempatkan aku sebagai teman untuk berdiskusi
sehingga di saat-saat tertentu aku benar-benar merasakan yang namanya egaliter!
Terima kasih sudah mengenalkan aku pada sosok-sosok hebat luar biasa yang
menambah daftar orang penting dalam hidup aku!
Terima kasih, Ardhi Rasy Wardhana!
Semoga amanah mengemban tugasmu sebagai nahkoda bahtera KM ITB! Jangan
pernah lupakan awak-awak kapal dan para penumpangmu!
Terhitung sejak kongres mengesahkan, janjiku untuk mengantarkan kakak
sudah tuntas ya!
Tapi sebagai teman, mulai saat ini jika kakak butuh bantuan kakak boleh
datang dan memintanya, seperti aku juga akan datang dan meminta bantuan kepada
kakak jika aku membutuhkan.
Selamat berjuang!
Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater
Salam,
Anggota Biasa KM ITB
Andriana Kumalasari
0 comments