Kamu Adalah

June 10, 2017

Tiba, kamu akan merasa begitu bodoh ketika kamu baru saja menyadari kehadiran seseorang yang sebelumnya tidak pernah sekali pun masuk ke dalam hitunganmu. Padahal ia selalu ada sejak lama, nyata adanya. Lalu kamu baru melihatnya saat tak ada lagi yang bisa kau lihat. Kamu akan melihatnya secara utuh. Tak hanya kelebihannya yang diperbincangkan orang, atau kekurangannya yang selalu menjadi cela di matamu yang mengekspektasikan kesempurnaan disaat kamu jelas-jelas jauh dari itu. Semuanya. Kamu akan menemukan apa yang disukainya dan tidak, apa bagian dari dirinya yang perlu dikuatkan dan apa yang harus dilemahkan.

Kini, saat kamu akhirnya melihat, kamu malah merasa bukan apa-apa dan tak mungkin mampu ada untuknya seperti dia ada untukmu. Lalu hal yang paling lucu adalah saat kamu berusaha sekuat tenaga membentangkan jarak saat egomu ingin menyirnakannya. Mencoba menggunakan filosofi kolom yang bisa menahan balok dan beban rencana di atasnya saat ia memiliki jarak, filosofi dibuat-buat karena ingin menutupi pengharapanmu yang jelas-jelas tak layak. Kamu yang bahkan jelas-jelas bertolakbelakang dengannya dan dalam hal ini, kamu yang dominan. Lagi-lagi dominan sampai kamu bosan menjadi orang dominan tapi tidak tahu bagaimana caranya berhenti.

Pada akhirnya, kamu yang ingin berharap namun takut ini malah terjebak dengan posisi menggantung. Tak berpijak, tak juga terbang mencari pijakan. Ingin mendarat, namun tak pernah berani bertanya, "bolehkan aku mendarat?" Hanya mempelajari dan mempelajari daratan yang sangat dekat, namun mungkin nantinya malah akan menjadi pelabuhan udara pesawat lain. Pesawat yang akhirnya akan mendarat dan menguasai pelabuhan udara itu. Sedang kamu hanya akan melihat, lalu kembali terbang.

Kamu ingin sekali memberanikan diri, namun pada akhirnya selalu mundur karena kamu takut pelabuhan udara itu sebenarnya tak pernah menginginkanmu mendarat. Selalu saja hampir, dan hampir tak akan pernah cukup. Kalau sudah hampir begini, pasti ujungnya kamu hanya berakhir dengan menulis sambil senyum-senyum sendiri, tertawa sendiri, tersanjung sendiri. Kedengaran sedih. Sesedih jatuh cinta sendiri.

Dan yang lebih sedih lagi,
dia adalah kamu,
kamu adalah aku.

You Might Also Like

0 comments