Ternyata

November 30, 2018

Ternyata mereka yang dahulu bergerak atas dasar ketulusan, karena tersentuh oleh kesenjangan, mati-matian memperjuangkan keidealan, adalah mereka yang suka menulis dan bersyair.

Bahkan saat hidupnya bersentuhan dengan kisah asmara, dituangkannya detak dan getar yang dirasa ke dalam tarian pena. Bergemulai cantik dengan penuh keluwesan. Tidak ada keraguan, sebab lisan dan pikirnya luar biasa lancar menggambarkan isi hati.

Lalu mereka yang perjuangannya dirasakan hingga ulu hati, tidak pernah lelah hanya karena gagal, tidak pernah putus asa hanya karena satu dua kali tidak mencapai apa yang diharapkan. Isi kepalanya digunakan untuk memperjuangkan apa yang dirasa, bukan rasanya yang akhirnya dipengaruhi kegagalan pikiran penuh siasatnya.

Begitupun menyangkut cinta. Gagalnya cinta hanya membuat mereka tersenyum simpul dan tetap kembali berjuang.

Bukankah menarik hidup seperti itu?

You Might Also Like

0 comments