Entah berapa tahun lamanya aku tidak menyentuh novel fiksi. Alasannya? Bisa jadi karena terlalu sibuk berperan baik di mata banyak orang. Yah, itu satu hal. Tetapi, alasan utamanya adalah karena memang beberapa tahun ini mengesampingkan perasaan. Membaca novel fiksi yang kuingat memunculkan berbagai macam perasaan seakan diberikan kesempatan menjalani hidup orang lain. Aku menyukainya, hanya saja memang kemarin-kemarin aku sedang tidak perlu merasakan sesuatu...
Malam ini ku bertukar kabar dengan seorang teman, menggali kisahku yang dahulu pernah patah. Aku hanya mencoba menghibur dia yang baru saja patah, sambil tersenyum kecut kukatakan bahwa memang menyembuhkannya butuh waktu. Aku lalu bercerita mengenai beberapa yang baru saja kupatahkan. Bukan karena aku masih menyimpan luka karena dulu terpatahkan, hanya saja bukan yang datang yang tidak ingin kupatahkan. Sang teman memperingatkan bahwa...