Yang Patah

April 14, 2019


Malam ini ku bertukar kabar dengan seorang teman, menggali kisahku yang dahulu pernah patah. Aku hanya mencoba menghibur dia yang baru saja patah, sambil tersenyum kecut kukatakan bahwa memang menyembuhkannya butuh waktu.

Aku lalu bercerita mengenai beberapa yang baru saja kupatahkan. Bukan karena aku masih menyimpan luka karena dulu terpatahkan, hanya saja bukan yang datang yang tidak ingin kupatahkan. Sang teman memperingatkan bahwa mungkin saja yang tidak ingin kupatahkan ini kelak akan mematahkanku lagi.

Lalu aku hanya tertawa. Aku memang pantang kembali patah, karenanya aku selalu memastikan bahwa bagaimanapun keadaannya aku tak akan patah. Tapi setelah difikir lagi, juga bersama sang teman, nampaknya kami tak masalah jikapun harus patah lagi.

Sebab kami sepakat bahwa hanya orang bodoh yang berfikir ia hanya bisa hidup dengan satu orang saja di dunia ini. Orang yang bodoh, atau orang yang jauh dari Tuhannya. Sementara kami bukan keduanya.

You Might Also Like

0 comments