Countdown

September 22, 2011

Hari ini sangat menarik bagiku.

Tinggal satu hari lagi, tapi terasa tak ada apa-apa. Jujur, ini sesuatu yang agak janggal. Bukan hal yang biasa aku melupakan hari sepenting ini. Atau mungkin terkadang aku saja yang merasa itu penting.

Jarang sekali aku lupa hari itu. Apalagi sampai lupa kalau ini bulan September. Tadi, sewaktu menuliskan tanggal dan waktu ujian pun aku nyaris salah.

Padahal biasanya, sejak bulan April aku sudah menulis di setiap pojok kamarku tentang hari itu. Tanggal 23 bulan September. Walaupun kadang-kadang salah sih, jadi nulisnya 32 September. Hehe.. Namanya juga anak kecil kaaan.

Yah, itu hanya kenangan masa kecil.

Sekarang? Itu tinggal cerita. Aku yang sekarang tidak lagi melakukan hal itu. Kesibukan kadang menghapus segala kegiatan yang seharusnya menyenangkan.

Konyol memang, kuakui. Tapi, itu mengantarkan kebahagiaan tersendiri bagiku.

Membuktikan kalau aku masih punya waktu untuk diriku sendiri. Bukan untuk siapapun, hanya untuk aku berpikir jernih dan mematangkan pemikiran.

Membuat diri sendiri tersenyum ditengah proses penyelesaian masalah yang tiada habisnya. Dan merasa dihargai. Dihargai oleh diri sendiri.

Itu menghantarkan kedamaian tersendiri bagiku.

Tahun lalu, aku mengepost sebuah entri di blog ini.

Dan tahun ini aku juga mengepostnya.

Bukan.

Bukan karena aku ingin pamer atau meminta sesuatu dari teman-teman semuanya. Ini hanya untuk mempertahankan 'kebahagiaan tersendiri' dengan cara yang baru.

Aku saat ini memang bukan anak kecil lagi.

Tapi aku juga belum menjadi dewasa. Jadi kupikir sah-sah saja jika aku bermain-main sedikit ditengah kesibukan yang menyebalkan ini.

Bersantai sejenak (yakin sejenak?) dan membebaskan suaraku di langit Insan Cendekia.

Di kesempatan pertama aku mencicipi hari bersejarah ini di sekolah tercintaku yang baru. MAN Insan Cendekia Serpong.

Tanpa banyak hal lama milikku. Tanpa Jingga, tanpa 91, dan bahkan tanpa orangtuaku. Agak sedih memang, tapi inilah hidup. Kita memang harus selalu memilih bukan? Dan inilah pilihanku.

Menjalani hidup di tempat asing, dan bersama orang-orang asing yang nantinya akan menjadi daftar orang yang berarti dalam hidupku.

Seperti yang banyak orang bilang, kita baru akan menyadari sesuatu itu berarti ketika kita sudah kehilangannya.

Makanya, aku setuju banget sama kata-katanya Poconggg. Segala sesuatu itu harus dinikmati prosesnya. Jangan hanya memikirkan tujuan akhirnya.

Kita hidup memang cuma untuk menunggu mati. Tapi, apakah dengan menunggu itu kita hanya akan diam saja?

Nggak gitu juga kan?

Ya sudahlah, sebaiknya, saya selesaikan saja entri yang satu ini, berhubung sudah merembet terlalu jauh.

Then, pada bingung nggak sih besok tuh hari apa?

Hahaha.. Rahasia dong.. Yang jelas, kalau hari esok datang (yaampun bahasanya), aku berarti harus belajar menjadi wanita yang lebih baik lagi.



Written by Anna Kumala

You Might Also Like

0 comments