APREGGIOS dan Semua Tentang 20 Mei

May 20, 2012

Hari ini adalah hari paling bersejarah untuk angkatan ke 17, Magnivic Alencearin. Karena, acara yang paling kami tunggu selama berbulan-bulana lamanya, hari ini terlaksana. Apalagi kalau bukan APREGGIOS, A Parade to Reminisce Gycentium by Magnivic in an Outstanding Sound.
Sebuah acara perpisahan untuk kakak-kakak kami tercinta yang sebentar lagi akan menginjakkan kaki di permadani kehidupan yang baru. Ingat postinganku tahun lalu mengenai kelulusan? Maka, saat ini aku akan mengulangnya dengan cara berbeda.
APREGGIOS dimulai dengan instrumen padu dari Magnivic. Lalu, dilanjutkan dengan berbagai macam acara yang sebenarnya bisa dibilang 'standar'. Games, perform, video, nggak ada yang terlalu spesial menurutku. Tapi, sadarkah? 'Standar' itulah yang akan sangat dirindukan oleh kakak-kakak kami ketika telah berada di luar sana nantinya.
Video kenangan Gycentium yang diputar di tengah acara mengajarkan aku satu hal dala berbagai bentuk. Bahwa, pada hakikatnya, sebuah perpisahan itu menyakitkan ketika kau telah terbiasa. Sebuah perubahan akan terasa sulit ketika kau mencobanya pada hal yang sudah 'standar' dilakukan.
Begitupun yang kualami dulu, ketika berpisah dengan teman-teman SMP. Kenapa semua terasa begitu berat? Karena aku terbiasa menjalani hari-hari bersama mereka. Bahkan hari ini, meski hampir setahun sejak terakhir kali kita bersama-sama, aku tetap masih merasakan kebiasaan itu.
Aku mengapresiasi, APREGGIOS yang menyisipkan satu lagi hal 'standar' yang mungkin akan membuat kakak-kakak kami semakin sulit melepaskan tautan hati dengan kampus tercinta Insan Cendekia.
Yah, itulah sediki ulasan tentang APREGGIOS. Bukan tentang rincian acaranya, tetapi tentang apa yang ada disana.

Hari ini 20 Mei...
Tepat 17 tahun yang lalu, Papa dan Mamaku mengikat janji mereka untuk selalu hidup bersama, saling menjaga, dan berada dalam naungan agama. Well yeah, today is their 17th anniversary. Aku memang nggak lupa kalau hari ini Papa Mama anniv, tapi APREGGIOS membuatku nggak sempat menghubungi keduanya. Jadi, kalau Papa Mama baca ini, Happy Sweet Seventeen Anniversary :) Love you...

Poin ketiga, lima hari dari sekarang adalah hari yang sangat penting. Kenapa? Karena akan menjadi tepat setahun ketika aku pertama kali dinyatakan sebagai siswi MAN Insan Cendekia Serpong. Aku ingat, setahun yang lalu betapa takutnya aku menghadapi hari itu, karena alasan sederhana. Di hari pengumuman IC, David ulang tahun. Padahal kan, nggak ada hubungannya ya?
Haa, jadi inget kan. Iya, lima hari dari sekarang, David Alaikha ulang tahun. Temanku yang sipitnya nggak nahan itu bakal 16 tahun nantinya. Kenapa aku udah berani membahas David? Well, karena aku telah terbiasa menjalani kehidupan disini tanpa dia, walaupun bukan tanpa sisa-sisa keterbiasaan itu. Yah, aku percaya, untuk masa-masa seperti ini, dalam kamus anak kecil kayak aku, yang ada cuma dua hal, rasa suka dan terbiasa. Ketika dua hal ini digabungkan, jadi terbiasa menyukai, maka inilah yang akan menimbulkan kefanatikan atau yang biasa disamarkan dengan 'kesetiaan'. Berbeda lagi, jika penggabungan itu menghasilkan menyukai dalam kebiasaan, berarti dia akan tetap suka selama itu biasa, dan akan tidak suka jika sudah mulai tidak biasa.
Namun, inilah yang agak rumit. Kalau di kasus kedua, untuk menanganinya hanya diperlukan perubahan, maka di kasus pertama yang diperlukan adalah waktu. Dan umumnya, tak banyak orang yang tau berapa lama waktu yang diperlukan.
Dan, kasusku dengan David adalah tipe kasus pertama. Dalam hal ini, bagiku satu tahun adalah waktu yang cukup bijak. Karena aku tidak pernah membiarkan hati mengambil alih mood terlalu lama. Sisanya...
Mungkin akan lebih nyaman jika dua tahun sisa masa SMAku dihabiskan untuk membangun kebiasaan yang baru tanpa melibatkan perasaan-perasaan sentimentil. Contoh kasar:jatuh cinta, patah hati, dll.
Tapi, sepertinya itu hampir mustahil. Karena sialnya, hari ini Minggu, 20 Mei 2012, bahkan sebelum aku memulai hari pertama dari dua tahun itu, aku sadar, bahwa aku tengah jatuh cinta dan patah hati secara bersamaan.

Written by Anna Kumala

You Might Also Like

0 comments