Perenungan yang Melankolis

August 02, 2013

Agak menggelikan membaca kata terakhir judul ini. Pasalnya, aku memang memiliki kenangan yang agak lucu dengan kata itu. Tapi, sudahlah judul sudah terlanjur kuketik dan mungkin itulah yang ingin kutumpahkan.
Setelah rehat sejenak dari berbagai aktivitas 'keliling dunia' sehari ini dan menikmati udara segar Sukabumi, aku kembali dan tanpa sengaja menemukan arsip foto salah seorang teman. Arsip dua sampai tiga tahun yang lalu. Tanpa sadar, waktu telah berlalu cukup panjang. Haha, rasanya aku ingin tertawa melihat ulang semuanya dengan kacamata baru. Melihat semua masa yang kulalui di belakang.
Ada banyak orang-orang berarti dan sampai kini masih berarti, namun ada juga orang yang rasanya dulu sangat berarti namun kini aku tak mengerti apa artinya. Konyol? Ya, sedikit. Atau bahkan kau tak memahami perumitan kata-kata yang baru saja kulakukan?
Di benakku berbaris nama-nama yang kemudian aku teringat banyak hal tentang mereka, namun terkadang aku berhenti di nama-nama tertentu. Sekadar untuk mengorek informasi lebih dalam, mencoba lebih dalam mengingatnya, atau bahkan lantaran begitu dalam kenangan yang ia tancapkan, aku tak berhenti hanya untuk sekadar mengingat. Mungkin aku juga ingin menghadirkan aura kenangan itu dan merasakannya lagi walau hanya sebatas dalam ilusi.
Dan aku berhenti paling lama di satu nama. Satu nama yang aku yakin kalau dia membaca tulisan ini, dia akan tahu kalau itu namanya.

Perenungan yang melankolis ini telah membawa benang-benang kenanganku ke hadapanmu lagi. Ya, aku seakan kembali menatap wajahmu, teman. Tapi tenanglah, ini semua tak sama sekarang. Aku sepenuhnya memahami bahwa aku telah berubah, dan kau pasti juga. Sesuai janjiku dulu, janji yang bahkan tak pernah sampai kuungkapkan. Suatu hari nanti di masa yang jauh dari hari ini, aku akan mengenangmu dengan hati bebas, lepas, dan tersenyum. Dan ternyata, itu adalah hari ini, malam ini. Aku kembali mengingatmu, kenangan yang ada diantara kita, bualan-bualan yang kita ciptakan sendiri, dan aku bahagia mengingatnya. Bahagia karena sekarang itu hanya tinggal kenangan.

You Might Also Like

0 comments