Tumbuh Dewasa

January 17, 2016

Ada hal yang sangat aku takutkan saat aku beranjak dewasa, saat aku berfikir lebih matang, saat aku mengalami lebih banyak hal.

Aku takut aku akan membenci diriku di masa lalu. Aku takut aku akan merasa diriku yang lama sungguh bodoh. Aku takut aku akan merasa malu memiliki masa lalu.

Aku takut aku akan lupa betapa bahagianya aku saat itu.

Aku baru saja membaca tulisanku di akhir masa SMP dan awal masa SMA. Aku tidak kuat membacanya sampai habis, kata-katanya begitu memalukan. AKu menceritakan hampir tentang semua hal yang bias kuceritakan. Aku bahkan menceritakan tentang lelucon-lelucon di akhir masa putih-biru dengan kaliat yang sungguh kekanak-kanakan.

Aku bercerita bagaimana salah satu temanku membuat guru marah pada saat UTS sampai-sampai mulutnya hampir diplester. Aku bercerita tentang bagaimana lidahku kelu saat tetiba ‘si dia’ yang pernah sedikit spesial duduk di sebelahku hampir setiap hari. Aku bercerita tentang bagaimana aku dengan teman-teman perempuanku bertengkar hanya karena sepotong kue tart.

Aku bahkan bercerita tentang apa saja yang kuperbincangkan dengan orang yang untuk pertama kalinya membuatku ingin terus menerus berbincang dengannya.

Dan ada banyak hal memalukan yang juga kuceritakan.

Saat itu aku bercerita dengan bahasa yang berantakan, dengan pemikiran yang sungguh melankolis, lemah, sangat perasaan. Dengan diriku yang sekarang, aku malu melihat ke belakang. Sungguh terlihat berlebihan dan tak semestinya.

Tapi…

Aku ingat betapa bahagianya aku saat menuliskannya. Aku ingat saat menuliskan hal yang menyenangkan aku benar-benar tersenyum lebar. Aku ingat saat menuliskan hal yang menyedihkan aku benar-benar murung. Aku ingat betapa aku selalu ingin menulis, membagikan ceritaku kepada diriku di masa depan. Aku merasa diriku yang saat itu sungguh polos dan sederhana.

Aku takut saat aku tumbuh dewasa aku akan lupa betapa menyenangkannya menjadi polos dan sederhana, sosok yang mungkin akan kunilai memalukan saat waktunya tiba nanti.

Aku takut.

Takut akan melupakan betapa bahagianya aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya, mendapatkan hadiah darimu untuk pertama kalinya, berfoto denganmu untuk pertama kalinya.

Aku takut aku lupa kalau aku bahagia saat kamu ada.

You Might Also Like

0 comments