[ 0 9 1 0 ]

October 09, 2016

Kita kurang lebih sama.
Tidak perlu terus-terusan memberi kabar, sebab kita tahu bahwa masing-masing mungkin waktunya habis berkutat mengurus banyak hal.
Tidak perlu setiap hari menceritakan sesuatu yang mungkin tidak sepenuhnya dapat dimengerti oleh yang lain, sebab kita sepenuhnya sadar bahwa saat ini kita tidak benar-benar hidup di kehidupan satu sama lain.

Namun kamu selalu menjadi teman yang kubutuhkan.

Yang aku cari saat aku memiliki waktu berjam-jam untuk dihabiskan. Sekadar bertukar kabar dan nostalgia, atau bahkan untuk berkontemplasi tentang hidup yang sedang dijalani.
Tanpa kamu sadari, kamu kadang mengembalikan aku menjadi aku, tepat di saat aku merasa sesaat lagi aku akan berubah menjadi seseorang yang bukan aku.

Seperti yang kamu katakan, obrolan berjam-jam setelah berbulan-bulan tak bersua cukup untuk menghimpit jarak yang begitu nyata. Cukup untuk mengusir sepi dan membuang kepenatan jauh-jauh.

Kamu selalu datang saat aku sudah siap bicara, dan nyata bahwa kita tidak ingin saling mengganggu setiap hari, tapi kita selalu saling mengganggu di saat yang tepat. Untukku, kamu selalu datang saat aku benar-benar ingin diganggu.

Seperti yang aku pernah bilang di suatu surat bertahun lalu, aku tidak perlu menjadi yang terbaik untuk kamu. Tapi aku selalu cukup, jika aku sudah bisa menjadi teman yang baik bagi kamu. Seperti kamu yang selalu baik untukku dan selalu aku sayang dengan berbagai definisi yang tak terdefinisikan.

Hari ini, di titik bertambahnya hitunganmu, aku tidak bisa melakukan banyak hal dan sejujurnya tidak menyiapkan banyak hal. Tapi, aku selalu mengirimkan sesuatu padamu. Sesuatu yang semoga selalu sampai, sadar atau tidak sadar aku mengirimkannya atau kamu menerimanya. Sesuatu yang juga aku yakin selalu kau kirimkan sebab selalu kurasakan.

Doa.

Semoga keberkahan selalu menyertai hidup kita apapun yang kita lakukan. Semoga kita bisa senantiasa mengingatkan. Semoga apa yang ada di antara kita tak hanya bertahan di dunia tapi juga nanti saat kita sampai di hadapanNya.

Jangan pernah takut menghadapi apapun, sekalipun kesendirian. Sebab pun di saat kita benar-benar merasa sendiri, nyatanya kita selalu punya Allah SWT.

Dan sebenarnya, sampai saat ini, kita masih punya satu sama lain.


You Might Also Like

0 comments