#AskMe 2: Hanya Berselang Sesaat

July 15, 2019

Hanya berselang sesaat setelah akun ask.fm  saya direaktivasi, pertanyaan langsung masuk. Sayangnya bukan pertanyaan tentang perkuliahan, kampus, atau pengembangan diri seperti yang saya harapkan. Malah terkait hal penuh sentimen tentang jatuh cinta. Kesal sejujurnya, untuk apa bertanya seperti itu. Begini kurang lebih pertanyaannya...


Pertanyaan ini di ask.fm saya jawab dengan jawaban yang sama sekali tidak menjawab, karena saya memang tidak mau menjawab pertanyaan itu.

Tapi saya ingin sekali mengatakan sesuatu kepada orang yang menyampaikan pertanyaan ini, sebab saya punya dugaan kuat siapa orangnya. Ada beberapa orang yang saya curigai. Begini, teman...
Istilah "jatuh cinta" bagi saya hari ini tidak relevan. Kenapa? Karena ketika saya menerima seseorang, atau memilih seseorang hari ini, artinya saya benar-benar serius terhadap orang itu. Serius dalam artian siap untuk menjalani sisa hidup saya bersama orang itu. Seserius itu? Ya, seserius itu. Oleh karena itu, tidak ada dalam istilah saya "mulai mencintai seseorang", sebab saya melihat seseorang dari parameter "apakah saya mampu hidup bersama orang itu? apakah ada bagian dari diri orang itu yang tidak bisa saya kompromikan?" Dan yang sudah-sudah, pada akhirnya saya tidak menerima seseorang atau tidak meneruskan ketertarikan saya terhadap seseorang disebabkan oleh hal yang sifatnya prinsip. Apa itu? Tentunya itu adalah hal yang tidak perlu diketahui publik. Cukup saya dan Allah SWT yang tau.
Yah, hampir dua puluh tiga tahun saya tidak pernah berkomitmen dengan siapapun dalam konteks asmara. Sebab ada tiga hal yang harus bersinggungan jika kita bicara soal jodoh: orangnya, waktunya, dan situasinya. Sampai saat ini, katakanlah belum ada momen dimana ketiga hal itu bertemu.

Lalu, saya juga mau bilang kalau sebaiknya jangan mengejar-ngejar seseorang seperti dia adalah satu-satunya laki-laki/perempuan di dunia ini. Saya dulu pernah patah hati dan merasa hanya bisa menyukai satu orang itu saja, sampai beberapa waktu masih suka mengintip profil dia yang sudah punya pasangan itu. Saya terus melakukannya sampai saya sadar bahwa kalau saya benar-benar beriman, maka seharusnya saya tidak melakukannya karena saya punya keyakinan bahwa seseorang yang dijauhkan dari saya bukan yang terbaik untuk saya.

Dan sekarang...

...saya tetap terfikirkan soal jodoh beberapa kali. Tapi sejujurnya, hal itu tidak terlalu signifikan mengambil banyak ruang kepala saya. Ada sangat banyak hal yang lebih saya khawatirkan ketimbang masalah jodoh. Jadi, mari biasa saja menghadapi hal-hal yang seperti itu. Jangan terlalu termakan oleh kisah romantis yang sebenarnya buatan dan angan-angan belaka. Saya senang hidup dalam realita, saya harap kamu juga belajar seperti itu.

You Might Also Like

0 comments