Kata yang Tak Terucap

July 28, 2013

Kembali pulang, jika memang tempat ini disebut rumah. Tapi bahkan sampai aku kembali kesini dan tak lagi dapat bertemu dengannya semudah sebelumnya, kata itu tetap saja tak keluar. Entahlah, aku juga bingung. Padahal apa susahnya minta maaf? Seharusnya itu bisa kulalukan dengan mudah seperti yang kulakukan pada teman-temanku yang lain. Ya, seharusnya aku bisa dengan mudah memanggilnya seperti aku memanggil yang lain. Meski nyatanya tidak. Apa yang terjadi diantara kami ini... yah, mungkin saja masing-masing dari kami sedang berusaha mengusir hening, atau mungkin mengeyahkan perasaan aneh yang tak terjelaskan oleh kami sendiri. Mungkin. Aku sendiri tak tahu pasti. Bagaimana dengannya?
Kami tak pernah berbincang layaknya 'teman normal', atau memang aku dan dia tidak senormal itu? Tak ada kata-kata ringan terlontar, perdebatan panjang tanpa beban, atau kalimat panjang berarti yang mempersempit jarak diantara kami. Mungkinkah aku dan dia memang tidak ditakdirkan memiliki jalan pikiran yang sama? Atau malah rasa canggung 'itu' yang membuat semuanya terasa semakin tak wajar? Lalu apa arti pikiran ini yang sejak kemarin menyesali kata maaf yang tak sempat kuucap? Benarkah ini hanya perasaan tak enak biasa seorang teman? Atau lebih dari itu, ini perasaan takut kehilangan seorang 'teman'?
Yang bisa kulakukan saat ini hanya bertanya, karena aku pun tak tahu pasti jawabannya

Dengan orang lain, aku akan mudah membuka perbincangan, tapi tidak dengannya. Dengan orang lain, aku akan ringan menatap mata, tapi tidak dengannya. Dengan orang lain, meminta maaf bukanlah hal sulit, tapi dengannya? Bahkan sampai hari ini aku masih belum memiliki keberanian. Padahal, rasanya sangat ingin meski aku sama sekali tidak tau apa kesalahanku padanya.

You Might Also Like

0 comments