Kasus Lama: Dare to Solve!
December 22, 2015
Lagi nyari-nyari file .apk mario bros di laptop, tiba-tiba nemuin draft lama yang ditulis sekitar 5 tahun lalu waktu aku masih aktif ngobrol bareng temen-temen "Detektif Conan Indonesia (DCI)" di facebook. Jadi, dulu itu admin DCI bikin kuis yang ada poinnya. Anggota dengan poin terbanyak akan diangkat menjadi admin. Nah, ceritanya aku adalah admin kedua yang diangkat setelah Tante Amanda Agrippina. Jadi, gegara itu aku sering bikin kasus-kasus seru bukat dipecahkan bersama-sama. Yang akan aku post disini adalah salah satunya.
Pertama baca bingung juga, kok ini detail banget ya. Bahkan 30 menit cuma bengong ga ngerti maksudnya gimana. Nah, daripada bingung mending langsung dibaca aja detail kasusnya.
Pertama baca bingung juga, kok ini detail banget ya. Bahkan 30 menit cuma bengong ga ngerti maksudnya gimana. Nah, daripada bingung mending langsung dibaca aja detail kasusnya.
Aku adalah salah satu siswa yang minat berorganisasi.
Oleh karena itu, aku mengajukan diri untuk mengikuti seleksi pengurus OSIS.
Cukup banyak siswa-siswi yang berminat menjadi pengurus OSIS saat itu, tapi
hanya 40 orang yang diperbolehkan untuk mengikuti seleksi LDKS (Latihan Dasar
Kepemimpinsn Siswa), dan aku adalah salah satunya.
Senior yang berangkat tak terlalu banyak. Hanya sekitar
15 orang dari kelas 12.
Lokasi seleksi LDKS kami adalah kawasan dengan medan yang
cukup berat dan cukup menantang mental. LDKS dilaksanakan selama 3 hari 2
malam.
Pada malam pertama, acara utama adalah BINTAL. Kami
diminta untuk berjalan satu per satu menyusuri hutan gelap.
Untungnya, langkahku tanpa hambatan, dan aku sama sekali
tidak menemui kesulitan berarti.
Tetapi, ketika pagi tiba, ternyata ada 5 orang senior
yang hilang.. Dan semuanya wanita..
Banyak diantara mereka akhirnya mengirim tim pencari..
Akupun diminta untuk ikut mencari karena kebetulan mendengar pembicaraan mereka..
Aku menyusuri hutan sendirian dengan langkah pasti.
Berharap bisa menemukan sesuatu untuk dijadikan petunjuk dimana lima orang itu.
Cukup lama aku berjalan sampai aku menangkap bayangan
seseorang berjubah hitam di tengah hutan. Herannya, ada satuhal dari tubuh itu
yang menyentakkanku. Spontan aku berteriak, dan orang itu nampaknya terkejut
karena langsung lari. Saat itulah terlihat sesosok tubuh yang berlumuran darah.
Akupun pingsan.
Entah apa yang terjadi, yang kuingat aku berada di dalam
tenda, diobati oleh anak PMR. Setelah itu aku diberitahu bahwa aku pingsan
didekat mayat senior yang ditemukan tadi pagi. Senior itu adalah satu dari 5
senior yang hilang. Sedangkan keempat lainnya ditemukan pingsan, tapi mereka
baik-baik saja.
Aku mengabaikan anak PMR itu dan segera berlari ke polisi
yang didatangkan dari kota. Aku berkata pada mereka, bahwa aku melihat sesosok
laki-laki berjubah hitam, namun ada yang familier dari sosok itu. Sepatunya
adalah sepatu dari sekolahku. Jadi, dengan kata lain, dia adalah orang dalam.
Dan aku meminta Pak Polisi untuk memeriks alibi senior dan para peserta LDKS
pada pagi hari dan malam tadi.
Polisipun memberitahuku keadaan mayat ketika ditemukan,
dan identitasnya..
Korban bernama Santi, 17 tahun.. Penyebab kematiannya
adalah tusukan tepat di hatinya. Diperkirakan, dia cukup tersiksa selama
beberapa detik sebelum menghembuskan nafas terakhir. Mulutnya diikat
denganslayer merah. Darah ditubuhnya disamarkan oleh kaus merah yang ia
kenakan. Almamater sekolahnya tergeletak di sebelahnya. Herannya, almamater itu
digenggam erat-erat oleh korban, dan dibawahnya ditemukan ranting pohon
seukuran kayu semaphore yang digenggamnya erat-erat juga.
Menurut polisi, itu mungkin karena banyak ranting
disekitar sana dan korban melakukan itu hanya untuk mengurangi rasa sakit.
Tapi, entah kenapa aku merasa yakin bahwa itu adalah dying message atau pesan
kematian.
Siangnya, panitia mengumumkan bahwa kita akan pulang hari
ini dan membatalkan acara LDKS karena ada musibah.
Setelah pengumuman itu, aku dipanggil oleh polisi dan
diberitahu tentang para tersangka yang tidak memiliki alibi yang beberapa
diantaranya berkelakuan aneh. Totalnya ada lima orang. 3 senior, dan 2 junior.
- Metha (senior), dia bilang
semalam dia tidak berjaga di pos karena sakit, dan tidur di dalam tenda
sendirian, tapi saat ditanya dia sama sekali tidak terlihat sakit. Menurut
teman temanya, dia pemalas.
- Reza (senior), dia ketua
OSIS, dan katanya di mengunjungi ketua RT setempat untuk beramah tamah.
Tapi ketua RT saat ini tidak ada ditempat, dan tidak ada yang bisa
memastikan alibinya, jadi masih dianggap samar.
- Hari (senior), dia adalah
wakil ketua OSIS, katanya semalam dia merapikan atribut OSIS di tenda
perlengkapan agar mudah dibawa pulang. Menurut teman-temannya, dia memang
orang yang sangat rapi. Tapi, herannya, dia tidak mencuci bajunya seperti
teman temannya yang lain, padahal dia hanya membawa sedikit baju.
- Diana (junior), dia bilang,
semalam dia menyerah untuk LDKS dan berniat untuk pulang karena takut
dengan medan yang akan diahadapi. Ini cukup mengherankan, karena menurut
teman temannya, dia bukan anak manja dan cengeng.
- Gracia (junior), dia adalah
murid pindahan dari Inggris dan cukup lama tinggal di Inggris. Dia menolak
mengatakan apa yang dia lakukan semalam. Gadis inilah yang menemukan mayat
setelah aku dan akhirnya memanggil polisi. Tapi setelah itu dia merasa
ketakutan dan berkata “mungkin selanjutnya giliranku”. Menurut polisi,
mungkin karena saat menemukan mayat Gracia juga memakai kaos merah. Jadi,
dia agak ketakutan.
Tidak satupun dari tersangka memiliki motif terhadap
korban.
Aku mencatat semua hasil polisi dan berkesimpulan bahwa
Gracia tahu sesuatu. Akhirnya, pada saat di bis, aku mencoba duduk di sebelah
Gracia. Wajahnya sangat pucat. Aku memastikan bahwa tidak satupun dari
tersangka yang berada di dekat kami.
Aku mulai bertanya pada Gracia tentang keanehan pada
dirinya. Tanpa diduga, Gracia menceritakan semuanya padaku. Dia berkata, bahwa
dia mendapatkan surat beberapa surat ancaman yang baginya lebih terdengar
seperti surat dari secret admirer..
Surat satu, datang beberapa hari setelah Gracia masuk SMA
ini.. “Aku menunggumu, dan kini meraihmu dalam rengkuhanku..” awalnya Gracia
tak begitu mempedulikannya.
Tapi datang surat kedua sehari sebelum berangkat LDKS,
“Waktu telah kutentukan. Datanglah dengan kain merah, dan lihat bagaimana aku
mengoyak hatimu..”
Karena penasaran, hari hari selanjutnya, Gracia selalu
mengenakan baju merah. Bahkan saat LDKS ia hanya membawa baju merah.
Puncaknya adalah surat ketiga, ketika malam setelah
BINTAL, “Gaun merahmu berguna di pagi hari.. Susuri hutan dan kau akan temukan
sang Putri Merah..”
Aku mencatat info yang kuperlukan, dan berjanji pada
Gracia bahwa aku akan menjaganya sebisa mungkin.
Setelah bis memasuki gerbang sekolah, aku turun.Para
senior masuk ke ruang rapat. Beberapa junior telah pulang. Tapi Gracia
menghilang dengan cepat sehingga aku tak bisa melihatnya. Mungkin dia sudah
pulang juga.
Aku tadinya berniat pulang juga. Tapi, hujan deras mengguyur
sekolah sore itu. Aku memutuskan untuk mengutak atik kasus ini lebih rinci dan
berusaha memecahkan dying message di koridor sekolah.
Tiba-tiba, lampu koridor mati. Sedikit rasa takut
meyerangku, namun karena para senior berhamburan dari ruang rapat, aku tenang,
setidaknya aku tidak sendiri.
Namun, ketika kilat menyambar, aku melihat bayangan dua
orang di kelas lantai atas. Secara otomatis, aku menarik tangan salah satu
senior yang entah siapa dan mengajaknya untuk naik ke atas lewat tangga.
Senior itu bertanya padaku, tapi aku terlalu penasaran
untuk menjawabnya. Akhirnya, sampai di depan kelas yang dimaksud aku membuka
pintunya dengan keras. Dan disana terbaring sosok yang kukenal berlumuran darah
di perutnya. Gracia.
Kaos merahnya tetap melekat di badannya. Tangannya diikat
dan mulutnya disumpal. Aku berteriak pada kakak seniorku untuk menelepon
ambulans dan polisi, ketika aku mendengar suara Gracia lirih.
Aku sadar dia masih hidup. Aku langsung membuka ikatan
tangannya secara spontan. Dia menggenggam tanganku erat erat dengan menyelipkan
sebuah kertas, lalu dengan tergesa gesa mengacak acak rambutnya, dan menunjuk
kalender meja. Tapi setelah itu, dia kehilangan kesadarannya.
Aku membuka kertas yang ada di tanganku dan membaca
tulisannya..
“Kelasmu tempat yang indah untuk bertemu bukan? Setelah
acara selesai?”
Dan aku tahu, rupanya Gracia belum menceritakan semua
suratnya padaku. Mungkin dia masih penasaran.
Tapi, satu hal yang kutahu.. Tersangkanya, masih
orangorang yang sama..
Dan gerakannya mengacak-acak rambut serta menunjuk
kalender adalah sebuah pesan tentang pelakunya.. Sama seperti ranting kayu..
Apa hubungan ketiganya?
Nah, pertanyaannya adalah siapa pelakunya? Dan, gimana
kronologi kejadiannya?
Apa hubungan ketiga pesan kematian itu?
0 comments