Seorang Ketua

March 27, 2016

Saya ingin sekali menulis, ingin sekali ikut berkomentar, kalaupun tidak banyak yang mampir ke blog saya ini, paling tidak saya ingin menulis untuk saya simpan sendiri.
Beberapa hari terakhir di kampus sedang ribut-ribut dengan syarat minimum IPK 2.75 yang ditetapkan untuk calon ketua acara kaderisasi terpusat kampus. Berita ini memang muncul belum lama, sekitar seminggu yang lalu. Lalu mengapa menjadi keributan? Sebab salah satu dari tiga bakal calon yang dikabarkan "pasti" maju tidak memenuhi syarat tersebut.
Banyak opini berseliweran di dunia maya, terutama di timeline LINE. Ada kubu yang menolak peraturan ini, ada kubu yang menerima, juga ada yang memilih tidak berdiri dimana-mana. Masing-masing mempertahankan apa yang diyakininya.

Berikut diantara beberapa argumentasi bagi mereka yang menolak syarat tersebut:
  • Mengapa harus 2.75? Dari mana angka tersebut muncul sedangkan syarat kelulusan kampus saja hanya 2.00?
  • IPK adalah hal yang bersifat pribadi, setiap orang memiliki target indeks yang berbeda-beda dan strategi yang digunakan untuk memperoleh indeks juga berbeda-beda.
  • Forum yang dilakukan untuk mencapai keputusan tersebut dianggap tidak memenuhi kriteria forum yang seharusnya (untuk bagian ini tidak akan dijelaskan lebih detail).

Sedangkan, berikut beberapa diantara argumentasi dari orang-orang yang setuju akan syarat tersebut:
  • Syarat tersebut ditetapkan berdasarkan keputusan forum.
  • Penting untuk seorang ketua acara sebesar itu memiliki akademik yang baik sehingga kesulitan mengurus acara tidak dijadikan alasan untuk akademik yang kurang baik.

Hal-hal di atas yang saya tangkap dari berbagai opini teman-teman di kampus (dan saya nilai aman untuk berada di ranah publik seperti blog ini, info lain yang saya dapat belum bisa dipastikan kebenarannya atau beberapa opini saya nilai agak nyeleneh sehingga lebih baik saya simpan sendiri). Beberapa dari mereka saya lihat adalah orang yang berkepentingan dalam acara terkait atau merupakan tim dari para bakal calon, sedangkan beberapa lainnya menurut saya hanya karena mereka peduli dan berhubung Indonesia adalah negara yang mengatur tentang kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab, maka mereka berkomentar.

Nah, sekarang giliran saya.

Begini, menurut saya, melihat bahasan kita adalah sebenarnya mencari ketua untuk kaderisasi terpusat di kampus, semua bahasan di atas tentang syarat IPK dan semua tambahan-tambahannya adalah kurang penting.
Menurut saya hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ketua acara kaderisasi ini adalah ketegasan, kecerdikan, pemahaman, olah rasa, dan hal-hal yang sifatnya softskill. Semua itu menurut saya hanya bisa didapatkan dari praktik, dari pengalaman.
Selain itu, menurut saya seorang ketua kaderisasi terpusat harus tahu apa yang ingin dan akan dilakukannya dan paham dengan semua risiko di hadapannya. Bukan hanya demi popularitas, bukan hanya demi CV, bukan hanya ingin menjadikan posisi sebagai batu loncatan, atau ajang bagi-bagi jabatan. Dia harus benar-benar ingin mencetak kader-kader yang lebih baik. Setulus itu.
Seorang ketua kaderisasi terpusat juga perlu memiliki tim solid yang bisa membantunya melewati masa-masa persiapan acara, bahkan membantunya agar tetap bisa memenuhi kewajiban akademik meskipun dia sedang menjabat, membantu agar indeksnya atau apapun itu tetap berada di batas normal. Tapi, jangan lupa bahwa ia adalah ketua. Timnya ada untuk mendukungnya, bukan untuk mengendalikannya. Seorang pemimpin tidak boleh dikendalikan oleh golongan tertentu sekalipun yang mengendalikan adalah timnya sendiri. Sekuat itu.

Menurut saya, itu yang dibutuhkan oleh seorang ketua kaderisasi terpusat. Dua paragraf terakhir yang saya jabarkan menurut saya adalah yang paling penting. Untuk acara sebesar ini penting untuk memilih seseorang yang tulus, dan untuk membawa nama terpusat, perlu seseorang yang kuat dan tidak memihak golongan tertentu.
Leadership is a matter of intelligence, trustworthiness, humaneness, courage, and discipline. When one has all five virtues together, each appropriate to its function, then one can be a leader. (Sun Tzu)
27 Maret 2016
18.17 (UT+7)
Andriana Kumalasari
bukan bakal calon
bukan tim sukses
bukan formatur
bukan aktivis unit, apalagi himpunan
hanya anggota biasa KM ITB

You Might Also Like

0 comments