#magnivi5me

August 19, 2016


Kenapa aku jatuh hati?

Kalau dibilang kamu memberikanku kebahagiaan tanpa kesulitan, itu tidak benar sama sekali. Kalau dibilang kamu sempurna tanpa cacat, juga tidak bisa dibilang iya. Kalau dibilang kamu selalu mendukungku, juga tidak nyatanya.

Di tahun pertama, aku dibuat pusing olehmu. Oleh ego yang begitu tinggi dan pun kondisiku dengan ego yang sama tingginya. Aku takut beropini hampir setiap hari. Aku selalu merasa tidak nyaman menjadi diriku sendiri sehingga aku perlahan berubah.
Sebuah kesalahan?
Tidak.
Sekarang aku baru sadar bahwa saat itu kamu mengajarkanku bagaimana mengendalikan ego. Saat itu kamu sedang memintaku untuk menjadi seseorang yang lebih baik dalam menghargai orang lain.

Di tahun kedua, aku berjuang demi kamu, demi menyelamatkan nama kita di depan orang banyak, demi menjawab cemoohan kanan-kiri-atas-bawah. Namun di saat aku memperjuangkan kita, kamu tak melulu ada di sampingku. Sebagian darimu justru ada di sisi seberang, ikut melawan dan mempertanyakan. Saat itu aku sedih atas ketidaksetiaan sebagian darimu. Sedikit ku merasa bingung, apakah ini aku yang tidak layak atau memang kamu yang terlalu jahat.
Sebuah kesalahan?
Tidak.
Sekarang aku baru sadar bahwa saat itu kamu sedang mengajarkanku sebuah ketulusan tanpa syarat. Aku baru sadar bahwa yang kamu lakukan membuatku menjadi seseorang yang tidak pamrih atas apa-apa yang telah dilakukan, apapun alasan dan basisnya.

Di tahun ketiga, aku merasa sendiri saat aku dibenci sebagian darimu karena suatu kesalahan. Ya, aku memang salah. Bahkan saat itu aku sadar kalau aku salah. Aku berseteru dengan banyak pihak, bukan untuk mencari siapa yang salah, tapi hanya untuk berdebat ego siapa yang harus dimenangkan. Apa saat itu aku memenangkan ego-ku? Tidak. Aku hanya meredam ego sebagian besar darimu. Pada saat itu aku tau kau tidak akan suka. Tapi aku yakin waktu akan menyembuhkan.
Sebuah kesalahan?
Tidak.
Sekarang aku baru sadar bahwa saat itu kamu sedang mengajarkanku diplomasi. Buktinya pada saatnya waktu memang menyembuhkan. Bahkan saat ini bukankah kita banyak tertawa jika mengingatnya? Meski sampai saat ini aku masih meringis.

Di tahun keempat, konflik kembali datang di masa awal berkuliah. Aku merasa sendirian dan merasa ditinggalkan. Aku juga merasa diperbincangkan di belakang oleh kamu yang adalah orang terakhir yang ingin kujadikan musuh. Padahal konflik kita sederhana: masalah gender. Aku merasa tidak punya pendukung. Aku sendirian melawan 26 kepala lainnya yang penuh dengan prasangka dan ego. Sedikit kesal mengingat bukan aku sendirian yang mencetuskan ini tapi lalu 5 orang lainnya seerti tak ada keinginan untuk membelaku sama sekali. Pada akhirnya aku benar-benar sendiri dan saat menyelesaikan pun pada akhirnya menjadi pihak yang kalah.
Sebuah kesalahan?
Tidak.
Sekarang aku sadar bahwa pada saat itu kamu sedang mengajarkanku tentang seperti apa hakikat kita hidup di dunia. Bahwa sebenarnya hukum asal kita adalah sendirian. Meski banyak orang di sekitar kita, kita pasti punya hidup dan masalah yang berbeda-beda. Kamu mengajarkanku bahwa tak ada teman atau musuh yang abadi. Maka hati-hati saat terlalu peduli, kita harus siap dengan kemungkinan bahwa kepedulian yang kita berikan hanya akan disia-siakan.

Di tahun kelima, aku jarang berinteraksi denganmu. Setelah kejadian terakhir yang sedikit banyak membuatku enggan untuk terlalu peduli lagi, aku lebih banyak menghabiskan waktuku bersama orang lain, mengenal dunia yang bukan kamu. Aku sesekali masih bertemu sebagian darimu. Semakin sedikit kita bertemu, semakin sedikit konflik yang tercipta. Hal-hal yang terjadi di belakang sekarang sudah bisa dijadikan lelucon, mungkin kalah penting dengan kesibukan lain kita sekarang. Jarang berinteraksi ini mulai menyamankan dan aku mulai terbiasa.
Sebuah kesalahan?
Tidak.
Dibalik jarangnya kita berinteraksi, aku tau kamu sedang mengajarkanku menyoal rindu dan merindukan. Rindu yang selalu ada, tapi tak bisa membawa kita kembali.

Aku tidak pernah menyesal jatuh hati padamu.
Sebab melewati waktu bersamamu tak hanya menjadikan aku bertambah tua, namun juga dewasa.

Terima kasih angkatanku, Magnivic Alencearin!

Bandung, 18 Agustus 2016
18.12 UT+7

#magnivi5me
#magnivisme
#magnivic
#magnivicultah

You Might Also Like

0 comments