Penutup
September 15, 2016
Kurang bijak jika menutup semua kisah ini dengan entri yang pembawaan dan maksudnya mirip lagu All I Ask-nya Adelle. Terlalu menyedihkan dan sangat penuh kode.
Kali ini aku akan menjadi jujur sejujur-jujurnya terhadap diri sendiri, seperti yang pernah dipesankan kamu yang terkadang menjadi "kamu" dan pernah juga menjadi "dia" di entri-entri sebelumnya.
Jika setelah pengakuan kemarin aku melalui proses penyanggahan yang luar biasa, mencari orang yang bisa disalahkan atas apa yang aku rasakan saat ini, kali ini aku masuk ke tahap yang mungkin lebih lapang dari sebelum-sebelumnya. Aku menerima.
Aku menerima saat-saat dimana aku menyukaimu, menerima kebodohan-kebodohanku di masa lampau, apa yang aku lakukan dan tidak aku lakukan. Lega. Tanpa penyesalan.
Bahkan aku sudah siap membuka "halaman"mu lagi, atau sekadar membuka perangkat kenangan lainnya tentang kamu. Aku sudah menerima bahwa aku pernah jatuh hati. Tanpa sanggahan, tanpa pembelaan.
Memalukan memang. Tapi itu aku, yang dulu, dan mungkin masih tersisa sedikit saat ini. Aku menerima dan tidak berusaha membohongi diriku sendiri.
Jika ditanya apakah sudah tidak suka lagi? Aku tidak bisa serta merta menjawab.
Tapi yang jelas, aku bahagia dengan hidupku yang sekarang. Hidupku yang benar-benar tanpa kamu. Wujud ataupun bayang-bayang, Aku sudah terbiasa dengan ketiadaanmu sebab pada kenyataannya bukankah kamu memang sudah terlalu lama tidak ada?
Aku tidak ingin apa-apa. Sudah cukup dengan apa yang ada saat ini. Terima kasih. Sampai jumpa, kalau memang kita akan berjumpa lagi!
Ini benar-benar akan menjadi penutup semua cerita. Tidak ada harapan dalam tulisan ini. Tidak ada ekspektasi. Sebab setelah detik ini, aku tidak ingin merasakan kecewa.
0 comments