Tentang Jilbab dan Pilihan

August 20, 2012

Aku berjalan bersama beberapa teman rumahku. Hanya berjalan bersama sekejap saja, karena terus terang aku tak begitu dekat dengan mereka. Selain karena terbiasa hidup di asrama sehingga lama tak bertemu mereka, aku juga merasa aku dan mereka latar pergaulannya begitu berbeda.
Aku bertemu mereka dengan pakaian standar yang biasa kukenakan. Blus panjang, celana bahan panjang, dan jilbab praktis ukuran sedang, lengkap dengan kacamata dan tak pernah ketinggalan jam tanganku satu-satunya.
Seperti biasa, mereka menyalamiku, dan tersenyum padaku. Lalu salah satu dari mereka bertanya, "jilbabnya kok ketutup banget, Na?"
Aku kaget. Padahal kalau di asrama, mungkin pakaianku cenderung biasa. Tidak bisa dibandingkan dengan teman-temanku yang lebih panjang lagi baju dan jilbabnya. Lalu aku menjawab, "udah biasa kayak gini..."
Lalu satu yang lainnya bertanya lagi, "Lo nggak bosen apa Na sekolah di madrasah? Nggak capek apa ketemu bahasa Arab?"
Yang lain menimpali, "iya, gue aja nggak betah. Lebih asik juga di sekolah umum."
Aku hanya tersenyum manis. Mencoba menghilangkan rasa tidak nyamanku berada disana.
Salah satu temanku yang lain, yang memang paling bijaksana diantara yang lainnya kemudian berkomentar.
"Udahlah, Ana pake jilbab atau masuk madrasah itu pilihannya dia. Sama seperti kita-kita yang juga punya pilihan mau bagaimana berpenampilan, dan mau masuk sekolah mana yang kita masukin."
Mendengar itu aku diam. Lalu aku menggeleng keras.
"Sorry untuk menyangkal pembelaan lo. Gue masuk MI, itu pilihan orang tua gue, karena beliau ingin pemahaman dasar gue dibalut agama yang kuat. Gue masuk MTs, karena gue nggak punya pilihan lain. MTs adalah satu-satunya pilihan yang masih bisa gue jalani, karena kalau bukan MTs, mungkin gue udah dikirim ke pesantren yang jauh dan gue nggak mau. Lalu, gue masuk MA karena itu pilihan gue sendiri. Karena gue nggak mau di masa-masa 'rawan', gue jauh dari terangnya agama. Tapi...
...untuk jilbab, itu bukan pilihan gue. Jilbab ini adalah sebuah bentuk kongkrit ketaqwaan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah SWT. Karena jilbab bukanlah sebuah hal yang boleh dipilih, jilbab adalah kewajiban setiap muslimah. Cara Allah melindungi wanita dari kebathilan yang berada di sekelilingnya."
Dan mereka semua, hanya terdiam mendengar kalimat panjangku itu.











Written by Anna Kumala

You Might Also Like

0 comments