Sebenarnya ada hal lain yang ingin aku tulis malam ini. Namun, tampaknya masalah ini lebih bisa dibagi dan lagi sebelum aku nantinya melupakan perbincangan sore yang bermanfaat ini, sebaiknya memang kuungkap dalam deretan kata yang suatu hari dapat kubuka lagi. Dua tahun lebih aku hidup di balik pagar asrama. Tentram dan damai dari dunia luar yang rasanya semakin tidak karuan bentuknya. Sebagai anak...
Sebenarnya tulisan ini sudah lama menjadi rough draft. Entah kenapa, seperti ada sesuatu yang membuat aku jadi ingin mengeposnya sekarang, padahal harusnya nanti pasca pembukaan GAKIC berikutnya. Tapi, sudahlah simak saja tulisan ini, mumpung masih gratis. GAKIC. Gelar tanding atarkelas Insan Cendekia. Berlangsung selama berbulan-bulan sampai kadang bosen sendiri. Semacam kelas meeting, hanya saja dengan cabang lomba yang lebih banyak dan rentang waktu yang...
Hey, look! They are the another twenty-two people special, my new classmates on DKM Bersinar (XII NS 2). We'll be together for a year, pass so many things precious and unforgettable. Dari kiri ke kanan (bawah): Wisnu - Santo - Dino - Dimas - Ola - Yumna - Fajril - Lidya Dari kiri ke kanan (atas): Alim - Udin - Mahmud - Irham...
SCRABBLE. Sebuah nama yang secara asal diceletuki oleh aku dan Caca ketika kami akan mengikuti Betrayal, kontes musik Insan Cendekia Serpong 2013. Setelah beberapa lagu diaransemen, kami akhirnya memiliki nama berkat Caca yang mengajak beberapa diantara kami untuk ikut Betrayal mengiringinya bernyanyi. Safe and Sound. Awalnya aku bukan bagian dari SCRABBLE. Tim ini hanya terdiri dari Caca, Lotus, Nui, Tsani, dan Nuha. Hanya...
Kembali pulang, jika memang tempat ini disebut rumah. Tapi bahkan sampai aku kembali kesini dan tak lagi dapat bertemu dengannya semudah sebelumnya, kata itu tetap saja tak keluar. Entahlah, aku juga bingung. Padahal apa susahnya minta maaf? Seharusnya itu bisa kulalukan dengan mudah seperti yang kulakukan pada teman-temanku yang lain. Ya, seharusnya aku bisa dengan mudah memanggilnya seperti aku memanggil yang lain. Meski...
Menghitung menit. Sebentar lagi aku akan kembali ke Insan Cendekia, tempat yang menjadi rumahku selama dua tahun terakhir dan setahun ke depan. Akan banyak hal baru yang terjadi disana pasti. Mungkin akan ada tawa yang terdengar lagi, atau bisa juga akan ada airmata yang terurai lagi (agak ekstremis ya?). Tapi, inilah nyatanya. Inilah saatku memasuki fase baru, ditanya dan tak lagi bertanya, mengayomi...