Arti : Anugerah Terindah yang Pernah Kumiliki

August 27, 2011

"Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu"

Aku memandang lagi wajahmu yang penuh tawa. Huh, nafasku tertahan.
Dulu setiap tawa darimu adalah untukku. Untuk setiap lelucon yang kita bahas bersama. Untuk setiap kejadian yang kita cari sisi humornya.
Dulu setiap senyuman yang kau kembangkan adalah untukku. Untuk setiap waktu yang kita lalui bersama, ditengah lirikan mata orang lain. Namun, kau tetap tersenyum. Dan senyum itu masih untukku.
Ingatkah kau ketika kita duduk berdua di tengah kesunyian yang menenangkan. Ketika itu, kau membawaku ke dalam suasana bernama fatamorgana. Membuatku benar-benar menyesali waktu yang terus berjalan.
Atau, masih ingatkah kau disaat kita bernyanyi bersama?
Melantunkan melodi yang membuncahkan rasa. Meluapkan emosi dalam setiap lirik lagu yang penuh makna. Dentingan gitarmu memancing lidahku untuk terus menyanyikannya.

"Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki"

Ingin aku menangis saat ini. Benar-benar INGIN. Namun begitu mengingat kata-katamu, niatku terurung rasanya. Bukan. Bukan karena kau melarangku untuk menangis. Tapi karena kau memintaku untuk menangis dan menumpahkan semuanya.
Wajahmu yang damai itu mau tak mau memaksaku untuk tersenyum. Kedamaian yang tak terganti, takkan pernah bisa...
Ah?
Aku ingin menangis lagi sekarang. Karena aku ingat kalau senyuman dan kedamaian itu bukan untukku lagi. Untuk orang lain...
Jangan.
Jangan melihatku seperti itu. Lihat saja dia. LIHAT.
Dia yang sekarang memiliki senyumanmu, dia yang sekarang mendapatkan kedamaianmu. Dia yang sekarang duduk di sampingmu dan menyanyikan lagu yang sama untukmu.
Dengan dentingan yang sama. Dentingan melodi milikku.

"Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu
Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki"

Aku ikhlas.
Sungguh, aku mencoba ikhlas. Meski dengan wajah sendu dan tatapan miris.
Datanglah kepadanya. Buatlah sebuah kenangan dengannya. Hentikan permainan tentang kita. Sudahi semuanya.
Buatlah sebuah kisah dengannya. Buat dia menjadi bagian hidupmu. Tapi aku mohon, jangan campakkan dia seperti kau mencampakkan aku.
Buat dia bahagia.
Aku mungkin bukan orang baik, tapi dia tak pantas kau sakiti. Dia dan wanita lainnya.
Aku mungkin sampah dalam hidupmu.
Tapi, aku sampah yang menyayangimu, sahabat (?)
Atau teman (?)
Atau... ah, bahkan aku tak dapat mendeskripsikan hubungan diantara kita. Semua terlalu, rumit.

"Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki..."

Written by Anna Kumala

You Might Also Like

2 comments