#AMI2016stories Bagian 4: CC Barat Ruang 25
April 07, 2016
...
Dalam persiapannya, AMI 2016 memiliki sekretariat. Di ruangan itulah kami berkumpul, menitipkan barang-barang, atau sekadar menghabiskan waktu di sela-sela jam kuliah.
Di ruangan yang biasa kami sebut "sekre" itu saya mengenal banyak orang baru yang ke depannya menjadi cukup dekat dengan saya.
Pertama kali memasuki sekre, sama seperti para newbie lainnya, saya tidak mengenal banyak orang. Malah mungkin sangat sedikit orang yang pernah saya kenal sebelumnya. Tapi, saya tetap berusaha untuk sering berkunjung ke sekre dan megenal lebih banyak orang yang sering berkunjung kesana.
Ada alasan mengapa saya berusaha bertahan di sekre meski perasaan canggung itu ada. Sebab sekre adalah suatu metode yang sudah saya buktikan berhasil untuk memperkenalkan orang-orang yang tadinya tidak saling mengenal. Apalagi perilaku orang-orang yang ada di sekre AMI mendukung teori tersebut: ramah dan saling menyapa.
Dengan tekad saya sering berkunjung ke sekre, saya akhirnya mengenal banyak orang yang tidak saya kenal sebelumnya. Ada Kak Safa yang selalu tampil cantik dengan rok panjangnya, teman berbagi cerita yang sangat menyenangkan. Ada Kak Yan yang sebenarnya sudah saya kenal pada saat diklat OSKM, dengan wajah dan perilaku yang totally different. Ada Kak Pras dengan standar mametnya. Ada Kak Didik yang sepertinya setiap hari selalu dipusingkan dengan DK. Ada Kak Iqbal yang baik hati dan suka tersenyum. Ada Kak Fuar yang luar biasa cocok jadi bendahara, Ada Kak Dini teman main monopoly deal yang luar biasa jago. Ada Kak Tiara yang cantik dan super baik, dan kalau udah ketemu Kak Tiara pinginnya ngajak makan magic pizza. Ada Kak Jipa dengan ide-ide dan semangatnya yang super luar biasa. Ada Kak Fahri dengan kejayusannya yang entah kenapa selalu keluar.
Lalu ada juga Denden sang ukhtivis yang selalu galak kalau sudah berurusan dengan Bapak LK. Ada Friska, kadiv media partner yang super jago, memberikan AMI 2016 lebih dari 80 media partner. Ada Andi yang super jahat, Faisal yang super berisik, dan Fidel yang sangat sensitif jika menyangkut blog.
Lalu diantara orang-orang yang baru saya kenal, ada juga orang-orang yang sudah lama saya kenal. Ada Kak Cete yang besok ulang tahun, Kak Ana, Kak Faza, Kak Syauqi, dan banyak lagi orang-orang yang mungkin tidak bisa saya sebutkan disini satu per satu.
Lalu diantara orang-orang yang baru saya kenal, ada juga orang-orang yang sudah lama saya kenal. Ada Kak Cete yang besok ulang tahun, Kak Ana, Kak Faza, Kak Syauqi, dan banyak lagi orang-orang yang mungkin tidak bisa saya sebutkan disini satu per satu.
Di sekre AMI 2016, bersama seluruh pasukan raksasa AMI, saya mengalami berbagai hal naik turun. Saya pernah tertawa. Begitu bahagia, seakan-akan saya tidak pernah tertawa atau tidak akan pernah lagi tertawa sebahagia itu. Tapi disana juga, saya pernah menangis, meneteskan air mata dalam diam. Sesuatu yang tidak pernah saya lakukan di depan umum sejak saya lulus SD dan saya melakukannya di sekre AMI, di hadapan banyak orang yang kemudian berubah panik. Saya pernah begitu excited akan sesuatu, namun di saat yang lain saya kemudian menjadi begitu putus asa. Saya bahkan pernah benar-benar merasa kecewa akan banyak hal, sedang di saat yang lain saya merasa begitu bersyukur. Benar-benar lengkap bukan?
Sekre AMI seakan benar-benar menjadi saksi naik turunnya saya selama persiapan acara. Dan mungkin bukan hanya saya, melainkan kami semua, pasukan raksasa AMI 2016.
Selain dari apa yang sudah saya jabarkan di atas, ada satu hal lagi yang membuat saya selalu dan selalu ingin ke sekre AMI.
Saya merasa diterima. Mungkin tidak semua hal yang saya lakukan cocok untuk rekan-rekan yang lain, mungkin apa yang rekan-rekan lain lakukan kadang tidak cocok untuk saya. Namun, diluar dari itu, usaha untuk menerima satu sama lain adalah sebuah penerimaan yang bagi saya sangat luar biasa. Sesuatu yang sangat sulit saya dapatkan di kepanitian lain. Itulah jawaban yang selalu saya berikan ketika banyak orang mulai bertanya "kenapa?".
Jalan-jalan Curug Cimahi |
0 comments