­
Celoteh

Sama

Malam ini sama saja, tak ada yang berubah. Masih ditemani oleh gadget biru yang memutar musik-musik tak bersyair. Masih bersama benda kecil yang sesekali berbunyi sambil bergetar menyampaikan pesan singkat. Masih melihat langit malam yang tanpa bintang karena polusi cahaya sepertinya memenangkan kompetisi dengan bintang-bintang. Masih menunggu kata-kata dari dia yang mungkin sampai hari ini belum sadar bahwa aku masih menunggu. Masih ada Owl...

Continue Reading

Celoteh

Saat kita tidak tahu pasti sesuatu akan menjadi benar atau salah, lebih baik kita menghindarinya. Karena bagaimanapun, menjauhi yang syubhat itu memang tindakan pencegahan yang bijak. Saat kita tidak tahu pasti sesuatu akan menjadi benar atau salah, lebih baik kita menghindarinya. Karena bagaimanapun, menjauhi yang syubhat itu memang tindakan pencegahan yang bijak. ...

Continue Reading

Celoteh

Yang Kupelajari Hari Ini

Untuk siapa kamu berjuang? Apakah kamu memperjuangkan sesuatu karena kamu benar-benar menginginkan itu atau hanya demi orang lain? Alasan yang berbeda akan meninggalkan bekas yang berbeda, baik saat kau berhasil atasnya, maupun saat kau mengalami kegagalan. Untuk siapa kamu berjuang? Apakah kamu memperjuangkan sesuatu karena kamu benar-benar menginginkan itu atau hanya demi orang lain? Alasan yang berbeda akan meninggalkan bekas yang berbeda, baik...

Continue Reading

Acaranya IC

Melodi Sarat Kerinduan

Sejak dulu kusadari, kau memang berarti Waktu telah kita arungi, dan rindu menyergap lagi Kawan, masihkah sempat... ...terurai sajak yang kubuat? Disampingmu kurasa hari bahagia Tak pernah berakhir dengan hati tergulir Bersamamu kutahu makna menyatu Meski angin terhempas, kita tak terlepas Jika suatu hari kita tak sama lagi Akankah kenangan bertahan? Karena tak ada yang sepadan Sebuah lagu yang terlahir untuk XI IPA...

Continue Reading

Celoteh

Teman

Teman, tanpa perlu kita perhatikan, waktu terus mengalir. Memang, manusia manapun tak akan ada yang sanggup menahan lajunya waktu, termasuk hal-hal yang terjadi seiringnya mengalir. Aku ingat saat beberapa tahun lalu pertama kali aku melihat senyummu. Begitu akrab, dan bahkan bagiku terlihat terlalu (sok) akrab untuk ukuran orang yang tak pernah bertemu sebelumnya. Ditambah lagi, sepertinya banyak sekali hal lain yang kupikirkan saat...

Continue Reading

Celoteh

Perhaps

I don't know how it happened or when it happened. But, you remembered it exactly, even normally people would forget it. You mentioned it clearly just as if it happened several minutes ago. You told me and I couldn't hold myself not to smile anymore. That time, I was just choosing a simple way to express my feeling, I really surprised. Yeah, I...

Continue Reading

Fiksi

Four Seasons - Empat Musim

Habis buka draft-draft tulisan jaman dulu yang nggak selesai. Lucu juga bacanya, kayaknya dulu aku masih polos banget (eh?), jadi ide ceritanya belum begitu berasa. Yang paling mengundang tawa adalah draft-sembilan-puluh-enam-halaman yang harusnya jadi novel dengan tokoh Rana-Dava-Rizky. Ada lagi draft-tiga-puluh-dua halaman dengan tokoh Zein-Ira (semua halaman dinyatakan dalam ukuran kertas A4). Habis gimana, mau dilanjutin juga aku udah lupa ceritanya. Lagian sedikit...

Continue Reading

Annual Post

Now, I'm 17

Kurang lebih dua puluh satu jam resminya aku berusia 17. Ternyata benar kata salah seorang temanku bahwa tujuh belas tahun itu rasanya biasa saja. Tak ada yang berbeda. Hari ini, aku benar-benar merasa hidup. Karena bagiku, hidup adalah ketika kita melangkah bersama dengan orang lain, ketika kita diakui keberadaannya. Dan ketika, aku bisa tersenyum bersama orang-orang disekitarku. Ulang tahun kali ini nggak kunilai...

Continue Reading

Celoteh

I'm Leaving 16

Today is my last day for being 16th girl. So many things happened since 23rd September last year. So many things... Sekitar dua tahun lalu, ketika akan menginjak usia 15, aku juga menulis sebuah entri. Entah apa alasannya, aku selalu tertarik ketika mendekati usia ganjil. Mungkin ketertarikan tanpa alasan atau semacamnya. Itu sebabnya di awal usia 16, aku tidak terlalu tertarik. Yah, mau...

Continue Reading

Celoteh

Seperti Memanggil Kenangan dalam Bentuk Lain

Berada di rumah bukan hal yang kuinginkan saat ini. Malah bisa dibilang hal terakhir yang kuinginkan. Tapi, mau bagaimana lagi? Memangnya aku punya pilihan? Sesuatu buruk menghampiriku, bersamaku malah. Mungkin ini adalah efek jangka panjang dari kata-kataku dulu. Ya, aku memang tidak tega melihatnya berpayah-payah berjuang melawan si 'sesuatu' ini. Rasanya apapun yang dirasakannya, aku ikut merasa juga. Namun, aku sadar tidaklah bijak...

Continue Reading

Celoteh

Mengapa Harus Langit Biru?

Mengapa harus langit biru? . . Aku bukan sedang mempertanyakan bagaimana langit bisa berwarna biru, atau menjabarkan bagaimana permainan cahaya yang menciptakan warna biru itu terjadi. Itu terlalu ilmiah untuk menjadi sekadar secuil catatan. Aku disini untuk membahas kenapa alamat blog ini area langit biru. Simply, aku bisa jawab karena aku suka langit dan aku suka biru, ditambah lagi, ini blog-ku jadi terserah...

Continue Reading

Annual Post

Tujuh Belas dalam Kesederhanaan

Simaklah gambar di atas kawan. Hitam. Putih. Sederhana. Namun itulah kita, tujuh belas. Kita sama-sama tahu, kita tak suka segala sesuatu yang terlalu berlebihan, yang terlalu tinggi dan muluk, kita hanya mau sesuatu yang sederhana, biasa saja, namun punya makna yang tak biasa. Maka inilah yang kupersembahkan dalam memperingati dua tahun kebersamaan kita, kesederhanaan. Hanya kata-kata biasa yang bisa ditulis siapa saja, namun...

Continue Reading

Annual Post

Idul Fitri 1434 H

Mungkin memaafkan memang tak semudah kedengarannya. Namun, bukankah kembali fitri berarti juga tak ada kebencian dalam hati? ...

Continue Reading

Celoteh

Urgensi yang Tak Perlu

Entah mengapa aku akhirnya memutuskan untuk membuka laman pengetikan entri di blog ini juga. Padahal sedang tak ada ide apa yang bisa aku tulis. Mungkin harus kubiarkan jemari ini menari dengan sendirinya, mengungkapkan banyak pelajaran yang kudapatkan hari ini. Yah, aku memag bukan seorang blogger perencana yang dengan sangat teliti menyortir artikel seperti apa yang akan dimuat di blog, karena ini memang hanya...

Continue Reading

Celoteh

Perenungan yang Melankolis

Agak menggelikan membaca kata terakhir judul ini. Pasalnya, aku memang memiliki kenangan yang agak lucu dengan kata itu. Tapi, sudahlah judul sudah terlanjur kuketik dan mungkin itulah yang ingin kutumpahkan. Setelah rehat sejenak dari berbagai aktivitas 'keliling dunia' sehari ini dan menikmati udara segar Sukabumi, aku kembali dan tanpa sengaja menemukan arsip foto salah seorang teman. Arsip dua sampai tiga tahun yang lalu....

Continue Reading

Celoteh

Berkicau tentang Persepsi

Mungkin yang berkicau sekalipun hanya bisa terus berintrospeksi agar tak terjebak dalam wajah palsu si persepsi. Karena mungkin, bahkan saat kata-kata ini terketik ringan, melepas persepsi belum ringan rasanya. Masih saja pengicau dikacaukan fikirannya oleh persepsinya sendiri. ...

Continue Reading

Celoteh

Masa Putih-Abu

Sebenarnya ada hal lain yang ingin aku tulis malam ini. Namun, tampaknya masalah ini lebih bisa dibagi dan lagi sebelum aku nantinya melupakan perbincangan sore yang bermanfaat ini, sebaiknya memang kuungkap dalam deretan kata yang suatu hari dapat kubuka lagi. Dua tahun lebih aku hidup di balik pagar asrama. Tentram dan damai dari dunia luar yang rasanya semakin tidak karuan bentuknya. Sebagai anak...

Continue Reading

Acaranya IC

Memori GAKIC 2012-2013

Sebenarnya tulisan ini sudah lama menjadi rough draft. Entah kenapa, seperti ada sesuatu yang membuat aku jadi ingin mengeposnya sekarang, padahal harusnya nanti pasca pembukaan GAKIC berikutnya. Tapi, sudahlah simak saja tulisan ini, mumpung masih gratis. GAKIC. Gelar tanding atarkelas Insan Cendekia. Berlangsung selama berbulan-bulan sampai kadang bosen sendiri. Semacam kelas meeting, hanya saja dengan cabang lomba yang lebih banyak dan rentang waktu yang...

Continue Reading

IC

The Another Twenty-Two

Hey, look! They are the another twenty-two people special, my new classmates on DKM Bersinar (XII NS 2). We'll be together for a year, pass so many things precious and unforgettable. Dari kiri ke kanan (bawah): Wisnu - Santo - Dino - Dimas - Ola - Yumna - Fajril - Lidya Dari kiri ke kanan (atas): Alim - Udin - Mahmud - Irham...

Continue Reading

Acaranya IC

Scrabble, The Heroine

SCRABBLE. Sebuah nama yang secara asal diceletuki oleh aku dan Caca ketika kami akan mengikuti Betrayal, kontes musik Insan Cendekia Serpong 2013. Setelah beberapa lagu diaransemen, kami akhirnya memiliki nama berkat Caca yang mengajak beberapa diantara kami untuk ikut Betrayal mengiringinya bernyanyi. Safe and Sound. Awalnya aku bukan bagian dari SCRABBLE. Tim ini hanya terdiri dari Caca, Lotus, Nui, Tsani, dan Nuha. Hanya...

Continue Reading

Celoteh

Kata yang Tak Terucap

Kembali pulang, jika memang tempat ini disebut rumah. Tapi bahkan sampai aku kembali kesini dan tak lagi dapat bertemu dengannya semudah sebelumnya, kata itu tetap saja tak keluar. Entahlah, aku juga bingung. Padahal apa susahnya minta maaf? Seharusnya itu bisa kulalukan dengan mudah seperti yang kulakukan pada teman-temanku yang lain. Ya, seharusnya aku bisa dengan mudah memanggilnya seperti aku memanggil yang lain. Meski...

Continue Reading

Celoteh

Pada Akhirnya, Aku Kembali

Menghitung menit. Sebentar lagi aku akan kembali ke Insan Cendekia, tempat yang menjadi rumahku selama dua tahun terakhir dan setahun ke depan. Akan banyak hal baru yang terjadi disana pasti. Mungkin akan ada tawa yang terdengar lagi, atau bisa juga akan ada airmata yang terurai lagi (agak ekstremis ya?). Tapi, inilah nyatanya. Inilah saatku memasuki fase baru, ditanya dan tak lagi bertanya, mengayomi...

Continue Reading

Celoteh

Interpretasi Abstrak

Perasaan memang hal paling abstrak yang pernah aku tahu. Kita tidak bisa menentukan apakah itu bahagia atau tidak bahagia kalau kita tidak berani berinterpretasi. Sayangnya, terkadang interpretasi itu tidak selalu tepat. Dan interpretasi yang tidak tepat justru kadang memperparah kondisi perasaan itu sendiri. Written by Anna Kumala ...

Continue Reading

Celoteh

Sepertinya...

...aku bahkan nggak pernah tahu kenapa aku akhirnya menulis ini. Mungkin aku bingung harus mencurahkannya dimana. Tak ada sekadar kertas untukku sekadar menggoreskan tinta dan menuturkan rasa aneh yang aku tidak mengerti. Bukan, bukan karena aku tidak tahu apa itu. Tapi karena aku tidak tahu cara yang tepat menghadapinya, katakanlah belum siap. Namun, hei! Siapa pula yang bisa siap ditodong dengan keadaan seperti...

Continue Reading

Celoteh

Here I Am, The Third Grader

Hey, everyone! Now, you can call me the third grader. Yeah two years passed since I came to Insan Cendekia for the first time. And in two years, so many things happened. Sekarang aku udah jadi anak kelas tiga. Kelas tiga berarti sibuk belajar, nggak ada OSIS, nggak ada SONLIS, nggak ada ekskul, semua bener-bener disiapin untuk ujian dan seleksi universitas. Entah, aku...

Continue Reading

Becak Adem

Becak Adem

Saat menulis entri ini, aku sedang menjalani masa pasca-OSK yang isinya adalah UTS susulan. Sampai dua hari kedepan, aku tidak akan belajar di kelas dan berada diantara teman-teman 11 IPA 1. Kalo inget mereka semua, aku jadi makin kangen (padahal jaraknya nggak nyampe 100 meter ya?). Mereka adalah dua puluh satu orang yang paling aku inginkan untuk jadi teman sekelas. Kelasku yang paling...

Continue Reading

#onceinalifetime

Sebuah Kesempatan yang Takkan Pernah Datang Dua Kali

Aku menulis entri ini di pojokkan perpustakaan. Rehat sejenak dari kasak-kusuk materi yang menghampiri sel-sel kelabu di kepalaku. Semua mengenai astrofisika, astronomi bola, evolusi bintang, spektroskopi, eksitasi elektron, dan kawan-kawannya rasanya masih bertebaran di otakku, masih akrab dengan lingkungan yang sedang kudiami saat ini. Mereka masih menari-nari menantang dengan ejekan, masa' nggak bisa sih masuk OSP? ...

Continue Reading

Celoteh

Untukmu yang Di Ujung Jalan Sana

Untukmu yang di ujung jalan sana. Aku merenung di tengah gelapnya malam, memandang rasi orion di atas sana, bicara seakan mereka dapat menyampaikan apa yang sangat ingin kusampaikan, padamu. Untukmu yang di ujung jalan sana. Aku menuliskan sederetan kata-kata indah, membariskan bait-bait tawa dan tangis, menyusun kalimat-kalimat penuh makna dan rasa, menggoreskan tinta menjejakkan pesan penuh sirat. Untukmu yang di ujung jalan sana....

Continue Reading

Celoteh

Dan Semua Telah Berakhir

Sudah lama aku ingin menuliskan bagaimana rasanya bebas. Mungkin di entri berikutnya aku akan menuliskan secara lebih lengkap mengenai 'kebebasan' yang menyenangkan namun juga menyesakkan ini. Yah, hari ini tepat seminggu setelah aku bebas dari hal yang selalu harus kupertimbangkan disetiap keputusanku dalam hidup. Mulai seminggu yang lalu, aku bisa memusatkan diri pada hal-hal individualku. Aku bisa serius KBS, memperbaiki nilai, menikmati hobi,...

Continue Reading

Celoteh

Hari yang Abstrak, tapi Tetep Mancaps!

Hari kedua 2013. Tahun lalu, sore 2 Januari gue harus udah ada di Insan Cendekia lagi. Harus mulai berkutat lagi dengan rutinitas yang luar biasa flat dan membosankan. Gimana nggak bosen? Hidup gue isinya gitu-gitu aja. Berasa nggak di Indonesia, berasa IC adalah sebuah 'negara lain' yang punya budaya dan administrasinya sendiri. Tapi tahun ini, 2 Januari gue habisin bareng empat orang sahabat...

Continue Reading